1. Volatilitas Harga Saham
Salah satu risiko terbesar dalam berinvestasi saham adalah volatilitas harga yang tinggi. Harga saham bisa sangat fluktuatif, berubah dengan cepat dalam waktu singkat, dipengaruhi oleh banyak faktor eksternal dan internal. Berita ekonomi, kondisi pasar global, serta laporan keuangan perusahaan adalah beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham. Sebagai contoh, pada awal pandemi COVID-19, banyak saham perusahaan besar di seluruh dunia mengalami penurunan drastis karena ketidakpastian ekonomi global. Bahkan saham perusahaan dengan fundamental yang kuat pun tidak luput dari dampak negatif pandemi. Dalam situasi seperti ini, harga saham bisa turun tajam dalam waktu yang sangat singkat, menyebabkan investor yang tidak siap mental untuk menghadapi kerugian.
Volatilitas ini juga bisa dipicu oleh peristiwa tak terduga lainnya, seperti perubahan kebijakan pemerintah, bencana alam, atau gejolak politik. Oleh karena itu, meskipun saham dapat memberikan keuntungan besar, ketidakpastian harga juga merupakan risiko yang harus diperhitungkan oleh investor.
2. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas berhubungan dengan kemudahan dalam membeli atau menjual saham. Tidak semua saham memiliki tingkat likuiditas yang tinggi. Saham perusahaan besar yang banyak diperdagangkan di pasar biasanya mudah dibeli dan dijual dalam jumlah besar. Namun, saham perusahaan kecil atau saham yang jarang diperdagangkan bisa sulit untuk dijual dengan harga yang diinginkan. Hal ini terjadi karena volume perdagangan yang rendah, yang mengakibatkan kurangnya pembeli atau penjual di pasar.
Jika Anda memegang saham perusahaan yang tidak likuid, Anda mungkin mengalami kesulitan saat ingin menjual saham tersebut, atau Anda mungkin harus menjualnya dengan harga yang jauh lebih rendah dari yang diinginkan. Risiko ini menjadi lebih nyata jika Anda memerlukan dana dalam waktu singkat, namun saham yang dimiliki sulit untuk dijual. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan likuiditas saham sebelum melakukan investasi, terutama jika Anda membutuhkan fleksibilitas dalam mengelola portofolio Anda.
3. Kehilangan Modal (Capital Loss)
Salah satu risiko terbesar dalam investasi saham adalah kemungkinan mengalami kerugian atau capital loss, yaitu penurunan nilai saham yang dibeli. Jika harga saham turun lebih rendah dari harga beli, investor akan mengalami kerugian. Misalnya, jika Anda membeli saham seharga Rp5.000 per lembar dan harga saham tersebut turun menjadi Rp3.000, Anda menghadapi kerugian sebesar 40% dari nilai investasi awal. Dalam situasi ini, meskipun Anda sudah melakukan analisis dan membeli saham berdasarkan pertimbangan yang baik, pasar bisa bergerak berlawanan dengan ekspektasi Anda.
Kehilangan modal ini bisa lebih terasa jika Anda membeli saham dengan menggunakan pinjaman atau margin, karena Anda tidak hanya kehilangan uang yang Anda investasikan, tetapi juga bisa terjerat dalam kewajiban untuk membayar pinjaman yang Anda gunakan untuk membeli saham tersebut. Oleh karena itu, penting untuk selalu mempertimbangkan strategi manajemen risiko yang tepat dan tidak terlalu bergantung pada keputusan investasi yang emosional.
4. Risiko Perusahaan yang Mengalami Masalah
Perusahaan yang Anda investasikan dapat menghadapi berbagai tantangan yang mempengaruhi harga saham mereka. Masalah internal perusahaan, seperti manajemen yang buruk, skandal, atau kegagalan dalam memenuhi target keuangan, dapat menyebabkan penurunan harga saham yang signifikan. Selain itu, perubahan industri atau kebijakan pemerintah yang merugikan bisa mempengaruhi kinerja perusahaan dan mengurangi daya tarik sahamnya.