Contoh:
 "Mr. dan Mrs. Dursley, yang tinggal di nomor empat, Privet Drive, dengan bangga mengaku bahwa mereka sangat normal, terima kasih banyak. Mereka adalah orang terakhir yang akan terlibat dalam hal-hal aneh atau misterius."
3. Menetapkan Nada dan Suasana Cerita:Â
Prolog juga bisa memberi pembaca gambaran tentang suasana hati atau atmosfer cerita. Jika cerita akan penuh dengan misteri, horor, atau petualangan, prolog bisa memberi nuansa tersebut sejak awal. Sebagai contoh, "Dracula" karya Bram Stoker, di bagian awal prolognya, sudah membangun suasana yang mencekam dengan deskripsi yang gelap tentang perjalanan Jonathan Harker menuju Kastil Dracula.
Contoh:
"Saya baru saja memasuki Transylvania. Malam ini, ketika saya menulis surat ini, adalah yang pertama saya menginjakkan kaki di tanah ini, dan ini memberi saya perasaan yang aneh. Sesuatu yang tidak dapat saya jelaskan."
Kiat Menyusun Prolog yang Baik:
1. Ringkas Namun Padat Informasi
Jangan membuat prolog terasa terlalu panjang. Fokuslah pada inti yang ingin disampaikan, baik itu latar, konflik awal, atau misteri.
Contoh:
Dalam novel "Hunger Games" karya Suzanne Collins, prolog bisa berupa kilasan singkat tentang Distrik 12 dan kehidupan penuh penderitaan Katniss Everdeen, yang sudah memberi pembaca gambaran besar dunia distopia tanpa perlu terlalu rinci.