"Di tempat ini, makanan bukanlah hak, melainkan kemewahan. Hari ini, aku akan keluar berburu, bukan hanya demi perutku, tetapi juga demi keluargaku yang menggantungkan hidup pada busur panahku."
2. Menyentuh Emosi
Prolog yang emosional membuat pembaca langsung merasa terhubung dengan cerita. Gunakan tokoh yang memaparkan perasaan atau konflik besar sejak awal.
Contoh:
Jika Anda menulis cerita tentang perang, gambarkan perasaan seorang prajurit di medan perang.
"Jeritan itu masih terngiang di telingaku. Bau mesiu, darah, dan kehilangan terasa menyesakkan dada. Aku tahu ini bukan akhir, tapi aku bertanya-tanya: kapan perang ini akan berhenti merampas segala yang kucintai?"
3. Buat Pertanyaan yang Memikat
Ciptakan rasa ingin tahu dengan memberi potongan konflik atau teka-teki yang nantinya terjawab dalam cerita.
Contoh:
Dalam novel misteri, prolog bisa menampilkan adegan pembunuhan misterius yang belum jelas pelakunya.
"Dalam kegelapan malam, suara langkah kaki bergema. Sebuah tangan menggenggam pisau, bergerak perlahan ke arah pintu kamar. Sebelum fajar, semua akan berubah. Tapi siapa yang akan percaya, jika kebenarannya begitu gelap?"