Mohon tunggu...
Rosni Lim
Rosni Lim Mohon Tunggu... -

Seorang cerpenis kota Medan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pisau Hati (25)-Tamat

26 April 2012   22:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:04 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Caroline, maafkan perbuatanku ya? Karena aku, kau hampir saja dibunuh Kyle. Semoga kau mau memaafkanku," pinta Claire tulus.

"Sudah kumaafkan sejak dari tempo hari, Nona," Caroline berlapang dada.

"Kalau begitu, terima kasih ya? Kau harus bekerja kembali di perusahaan. Bantulah Raven untuk mengurus dan memajukan perusahaan. Jagnan pernah menyerah. Aku percayakan perusahaan papaku di tangan kalian berdua."

"Akan aku laksanakan," jawab Caroline.

"Teetttt...!" Bel di ruangan itu berbunyi, pertanda waktu kunjungan sudah habis.

Claire meletakkan teleponnya dan berdiri. Sesaat, ia menatap Raven dan Caroline. Lalu saat berikutnya ia menundukkan kepalanya, dan berjalan pergi. Meninggalkan Raven dan Caroline yang masih menatapnya dengan iba.

* * *

Raven meletakan karangan bunga itu di atas kedua makam orangtuanya yang letaknya berdampingan. Ia memanjatkan doa sebentar. Setelah siap berdoa, ia pun berkata-kata sendiri, seperti sedang berbicara dengan kedua orangtuanya yang sudah beristirahat dengan tenang.

Tak lama kemudian, ia berjalan beberapa meter jauhnya dari situ, menyinggahi makam yang satu lagi. Ini adalah makam papanya Claire. Raven meletakkan karangan bunga yang tersisa di tangannya ke atas makam itu.

"Maafkan aku, Paman," Raven berkata-kata sendiri di depan makam itu. Ia biasa menyebut papanya Claire dengan sebutan Paman. "Maafkan aku karena aku tidak bisa menjaga Claire dengan baik. Bahkan karena diriku pulalah, dia telah mencelakakan banyak orang. Maafkan aku. Aku juga sudah memaafkan perbuatanmu terhadap mama dan papaku."

Ia menarik nafas panjang. Sekarang, hatinya terasa lega. Aliran darah di tubuhnya mengalir lancar. Jantungnya memompa dengan cepat, terasa bersemangat. Pikirannya pun sudah kembali tenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun