Mohon tunggu...
Rosidin Karidi
Rosidin Karidi Mohon Tunggu... Human Resources - Orang Biasa

Dunia ini terlalu luas untuk ku. Menjadikan sadar semakin sedikit yang ku tahu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Potret Jemaah 2024: Mengapa Penyelenggaraan Haji Terbilang Penuh Tantangan

11 Juli 2024   10:12 Diperbarui: 11 Juli 2024   10:15 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti halnya di hotel, tantangan layanan selama Armuzna tidak kalah seru. Jemaah berdiam di tenda-tenda dengan fasilitas seadanya. Relatif tanpa privasi. Beraktivitas di tengah terik matahari. Antrean depan toilet menjadi pemandangan biasa karena keterbatasan jumlah. Sedikit saja terjadi masalah dalam ketersediaan air bersih, distribusi katering ke setiap tenda, penanganan sampah, dapat berpengaruh terhadap kondusifitas jemaah.

Sebagian besar jemaah Indonesia laksanakan haji tamatu. Jenis haji ini mewajibkan membayar denda akibat mendahulukan umrah kemudian haji secara terpisah. Besarnya adalah menyembelih satu ekor kambing. Pengelolaan dam selama ini ragam bentuknya. Ada yang kolektif melalui rombongan, membayar via bank, atau dilakukan langsung di pasar kambing. Namun infonya ke depan, bayar dam akan di koordinir pemerintah agar lebih rapi dan berdampak signifikan terhadap masyarakat di Indonesia.

Pasca Arafah, kelelahan jemaah memuncak. tenaga terkuras, kondisi letih kurang tidur selama hampir empat hari. Arafah, Muzdalifah, dan Mina meski dilengkapi fasilitas memadai, bukanlah tempat cocok untuk tidur nyenyak. Ada saja gangguan menyita waktu istirahat dan tidur. Akibatnya jumlah jemaah wafat kembali meningkat selama tiga sampai lima hari pasca Arafah.

Fase Kepulangan

Bagi jemaah yang berangkat di keloter awal, tidak punya banyak waktu bersantai pasca Armuzna. Mereka harus segera pulang kembali ke Indonesia. Selesai proses lempar jamarat kemudian tawaf wada dan ke bandara. Bahkan koper bawaan telah dikemas sebelum mereka berangkat ke Arafah.

Barang bawaan kembali menjadi persoalan di imigrasi adalah air Zam-Zam. Produk satu ini memang dilarang masuk bagasi jemaah, lantaran berbahaya bila terjadi kebocoran. Air bisa masuk ke sela mesin dan terjadi kecelakaan. Namun tetap saja jemaah tidak mudah diberikan pemahaman. Mereka seakan berlomba membawa air mukjizat Nabi Ismail itu dengan berbagai cara sebagai oleh-oleh berharga di Tanah Air. Ini tentunya tidak terlepas dari paradigma keutamaan air Zam-Zam dalam berbagai kehidupan manusia.

Mekah dan Madinah merupakan dua tempat paling ideal untuk ibadah. Sudah semestinya jemaah merasa nyaman beribadah selama kurun masa haji, berkisar 40 hari. Namun ternyata diperoleh kenyataan ada relatif banyak jemaah mengajukan diri ingin pulang kembali ke Indonesia lebih awal dari jadwal semestinya (tanazul). Ada karena alasan penyakit harus mendapat penanganan khusus, kesibukan pekerjaan, atau keperluan mendadak lainnya.

Pada dasarnya pengaturan tanazul tidak diberikan secara khusus. Fasilitas ini menggunakan kursi kosong jadwal kepulangan keloter yang jumlahnya sangat terbatas. Tingginya keinginan tanazul seringnya tidak semua terpenuhi. Panitia haji akan menerapkan sistem prioritas di tengah berbagai kepentingan jemaah untuk tanazul.

Performa maskapai kembali diuji pada fase kepulangan. Rekor keterlambatan selama masa kepulangan dipegang Garuda Indonesia. Apa pun alasannya, keterlambatan penerbangan berdampak seluruh rangkaian layanan. Wajar bila dikatakan maskapai nasional ini tidak profesional. Keterlambatan hingga 28 jam tertahan di bandara Madinah menimpa jemaah dari Embarkasi Balikpapan. Jemaah sudah naik pesawat, harus turun membawa barang bawaan dan menunggu tanpa kepastian.

Tantangan terakhir masa operasional haji di Arab Saudi adalah penanganan jemaah sakit. Di saat seluruh jemaah telah kembali ke Indonesia merayakan bersama sanak saudara, ada sebagian belum bisa ikut pulang karena secara kesehatan tidak memungkinkan. Mereka dirawat di rumah sakit sampai kondisi memungkinkan dipulangkan.

Fase Pasca Penyelenggaraan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun