Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta didik.
Berdasarkan pada prinsip-prinsip yang direkomendasikan oleh Kemendiknas tersebut, Budimasyah (2010;68) berpendapat bahwa program pendidikan kaarketr di sekolah perlu dikembangkan dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
Pendidikan karakter di sekolah harus dilaksanakan secara berkelanjutan (kontinuitas). Hal ini mengandung arti bahwa proses pengembangan nilainilai karakter merupakan proses yang panjang , mulai sejakawal pserta didik masuk sekolah hingga mereka lulus sekolah pada suatu pendidikan.
Pendidikan karakter hendaknya dikembangkan melalui semua mata pelajaran (terintgrasi), melalui pengembanagn diri dan budaya suatu satuan pendidikan. Pembinaan karakter bangsa dilakukan dengan mengintegrasikan dalam seluruh mata pelajaran, sehingga semua mata pelajaran diarahkan pada pengembangan nilai-nilai karakter tersebut. Pengembangan nilai karakter juga dapat dilakukan dengan melalui pengembangan diri, baik melalui konseling maupun kegiatan ekstrakurikuler, seperti kegiatan kepramukaan dan lain sebagainya.
Sejatinya nila-nilai karakter tidak diajarkan (dalam bentuk pengetahuan), jika hal tersebut diintgrasikan dalam mata pelajaran. Kecuali bila dalam bentuk mata pelajaran agama (yang didalamnya menganudng ajaran) maka tetap diajarkan dengan proses, pengetahuan (knowing), melakukan (doing), dan akhirnya membiasakan (habit).
Proses pendidikan dilakukan peserta didik dengan secara aktif dan menyenangkan. Proses ini menujukkan bahwa proses pendidikan karakter dilakukan oleh peserta didik bukan oleh guru. Sedangkan guru menerapkan prinsip "tu wuri handayani" dalam setiap perilaku yang ditunjukkan oleh agama.
Menurut Judiani sebagaimana dikutip oleh Zubaedi (dalam Fadlillah dan Lilif,2013:29), menyebutkan beberapa prinsip yang digunakan dalam pengembangan pendidikan karakter, diantanranya :
Berkelanjutan, yaitu proses pengembangan nilai-nilai karakter merupakan proses yang tiada henti, dimulai dari awal peserta didik masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan bahkan sampai terjun kemasyarakat.
Melalui semua mata pelajaran, yaitu pengembangan diri dan budaya sekolah serta muatan lokal.
Nilai-nilai tidak diajarkan, tetapi dikembangkan dan dilaksanakan, hal ini dapat dilakukukan melalui pengembangan kemampuan, baik ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Proses pendidikan dilakukan peserta didik dengan aktif dan menyenangkan, yaitu guru harus merencanakan kegiatan belajar yang menyebabkan peserta didik aktif merumuskan pertanyaan, mencari sumber informasi, dan mengumpulkan informasi dari sumber, mengelola informasi yang sudah dimiliki, menumbuhkan nilai-nilai budaya dan karakter pada diri mereka melalui berbagai kegiatan belajar yang terjadi di kelas, sekolah, dan tugastugas di luar sekolah.