Mohon tunggu...
Rooy John
Rooy John Mohon Tunggu... Administrasi - Cuma Orang Biasa

God gave me a pair of wings Love and Knowledge With both, I would fly back home to Him

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Muara (44)

27 Mei 2022   13:28 Diperbarui: 28 Mei 2022   10:49 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Tawa seisi mobil kembali pecah mendamaikan kemacetan jalan raya.

Akan asa Menik lebih merecup. Senang rasanya, bisa mengajak sang ibu terkasih untuk berkonsultasi ke psikolog. Mimpi buruk yang datang dalam periode tidak menentu dirasa Bu Sri dapat mengganggu emosinya. Namun pada kesempatan yang sama, sang ibu menolak jika harus berkunjung ke psikiater.

"Tidak apa-apa, kok. Mimpi buruk itu justru penting."

Sambutan Mbak Arum di awal konseling menenangkan baik hati Menik maupun Bu Sri.

"Penting seperti apa, Mbak?" Menik bertanya.

"Mimpi itu jalan emas menuju ketidaksadaran. Mimpi bukan sesuatu yang random. Ia berkaitan erat dengan kehidupan nyata."

 Senyum psikolog muda itu semakin mendamaikan rasa Menik. Semua kekhawatiran Menik terbang melewati jendela rumah sakit ibu dan anak yang tidak pernah sepi pengunjung itu.

"Jadi mimpi merefleksikan kehidupan nyata, Mbak?" Bu Sri memastikan.

"Benar, Bu. Mimpi ada di sisi yang ini. Kehidupan nyata ada di sini." Mbak Arum meletakan dua buah pensil di atas meja. "Ketidaksadaran ada di antara keduanya." Mbak Arum meletakan sebuah spidol di antara kedua pensil.

Mbak Arum menggeser kedua pensil mendekat ke ujung spidol. "ketidaksadaran menghubungkan mimpi dan kehidupan nyata. Karena itu mimpi dapat dimaknai sebagai pemenuhan atas keinginan atau juga suatu konflik dalam keseharian kita."

"Apakah mimpi buruk pun demikian?" Menik menelisik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun