Yang selalu menjadi kasus percontohan kubu Prabowo-Sandi selalu individu-individu, sementara mengelola negara haruslah memikirkan kepentingan masyarakat banyak, dan hubungannya dengan dunia ekonomi makro. Jokowi sudah sering menjelaskan hal tersebut dalam banyak kesempatan.
Didapati pula bahwa Prabowo secara frontal merendahkan para delegasi internasional, perwakilan negara-negara asing, pada salah satu debat. Prabowo  mengatakan bahwa mereka (asing) senyum-senyum hanya di depan bapak (Jokowi), di belakang mereka menertawakan kita.
Mungkin benar, tapi menyampaikannya secara frontal begitu sama seperti meludahi wajah negara-negara. Kita tidak akan mendapatkan respon yang baik dari negara-negara lain. Jika Prabowo jadi presiden dengan karakter seperti itu, Indonesia akan memiliki catatan perang yang banyak sekali.
Karakter dan mental Capres-Cawapres dan tim pemenangan
Semua tahu Jokowi orangnya kalem, Prabowo pemarah. Kita tahu semua orang bisa kalem dan marah, karena itu sifat manusiawi. Tapi karena kedua beliau ini ingin menjadi seorang presiden, maka karakter kalem dan pemarah ini menjadi penting.
Jokowi juga bisa marah dan tegas, kata orang kesabaran ada batasnya.
Tapi marahnya Prabowo dengan suara menggelegar, tone yang tinggi, disertai reaksi berlebihan seperti menggebrak-gebrak podium, itu yang bahaya. Prabowo boleh mengatakan ia tidak marah, tapi seseorang tidak bisa berpikir dan mengambil keputusan dengan baik dalam kondisi emosional yang sering seperti itu. Bahaya bagi negara jika presidennya salah mengambil kebijakan.
Prabowo juga sempat terlihat membuka baju di atas mobil ketika disambut pendukungnya. Karakter yang menakjubkan.......... bagi seorang Freddy Mercury. Tapi seorang yang labil, bagi seorang presiden. Kita mengharapkan penampilan yang lebih elegan dari seorang pemimpin.
Kubu Prabowo kerap menggiring opini publik bahwa Pemilu ini tercurangi, play victim. Ia mengatakan hal-hal kecurangan tanpa bukti. Seolah jika ia kalah, ia akan dengan mudah mengatakan bahwa Pemilu ini curang. Seorang yang bermental juara akan bertarung dengan bersih, hanya mengatakan curang dengan bukti.
Para juru bicara tim pemenangan Prabowo kompak. Cara mereka berargumen/berdiskusi/berdebat memiliki tipikal yang sama: Selalu ingin bicara lebih banyak, senantiasa memotong pembicaraan lawan dan bicara di saat lawan bicara. Sama semua! Silahkan observasi pada media-media.
Bayangkan jika mereka membentuk kabinet yang semuanya bicara tanpa mau mendengar orang lain. Bayangan jika mereka berdebat di DPR, lomba bicara. Bayangkan jika masyarakat biasa mengkritisi mereka; kita masih di A, mereka sudah di Z. Kubu Prabowo, termasuk Prabowo sendiri, tidak memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Akan sulit bagi mereka untuk mengelola negara.