Mohon tunggu...
Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sri Romdhoni Warta Kuncoro Mohon Tunggu... Buruh - Pendoa

• Manusia Indonesia. • Penyuka bubur kacang ijo dengan santan kental serta roti bakar isi coklat kacang. • Gemar bersepeda dan naik motor menjelajahi lekuk bumi guna menikmati lukisan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Pohon yang Membuat Walikota Marah

1 Desember 2023   20:39 Diperbarui: 1 Desember 2023   21:28 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bagaimana bencana ini bisa terjadi?". Pemilik pohon bergumam sendiri. 

Ketinggian air bisa dikira-kira dengan patokan pohon gede. Air bergoyang menimbulkan riak berkesinambungan. Semua terpaku menyaksikan banjir yang begitu dahsyat. Tidak mengira demikian parah. Menenggelamkan seluruh kota tanpa sisa.

Dari jauh sebuah perahu karet tergeser-geser.  Dikayuh mendekati kumpulan orang-orang yang bermukim dipuncak pohon.

"Itu Walikota", teriak beberapa orang. 

Pejabat nomor satu terlihat nelangsa. Bibirnya pucat menahan dingin serta lapar. Empat orang seperahu tak jauh beda.

"Adakah makanan yang bisa kalian bagi?". Walikota sudah menghilangkan harga dirinya. Ia butuh asupan.

"Tak ada makanan buatmu". Sindiran halus. Didahan-dahan pohon makanan bergelantungan buat stok selama banjir belum surut. Ingatan mereka belum hilang dari perlakuan walikota kemarin.

Ajudan walikota mengeluh, "Berilah kami secukupnya, pak bu. Kami minta maaf atas tindakan yang telah melukai"

"Berikan beberapa stok kita", pinta pemilik pohon. "Perut mereka sudah berteriak" 

Berpindahlah beberapa makanan keperahu. Dengan cepat kudapan itu menyumpal lambung. Kekenyangan mengendap.

"Bolehkah kami bersemayam disini? Kami kelelahan kalau mengayuh perahu terus menerus. Sedangkan daratan tak kami temui?". Walikota menghiba. Meminta sebongkah keikhlasan. Pemilik pohon berpandangan dengan para pemanjat. Meminta pendapat. Wajah-wajah keberatan mendongak tak senang. Belum surutnya air merupakan akar masalah. Penambahan orang akan mengurangi stok makanan. Pemilik pohon mempersilahkan tanpa menunggu jawaban. Bersandarlah walikota bersama orang-orangnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun