Mohon tunggu...
Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sri Romdhoni Warta Kuncoro Mohon Tunggu... Buruh - Pendoa

• Manusia Indonesia. • Penyuka bubur kacang ijo dengan santan kental serta roti bakar isi coklat kacang. • Gemar bersepeda dan naik motor menjelajahi lekuk bumi guna menikmati lukisan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Pohon yang Membuat Walikota Marah

1 Desember 2023   20:39 Diperbarui: 1 Desember 2023   21:28 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dari mana tuduhan itu bapak buat?", kata si pemilik pohon. "Tak ada kesyirikan ditempat ini"

"Manusia ngeyel! Lihat itu". Walikota mengarahkan telunjuknya pada sekumpulan orang yang duduk sambil komat-kamit.

"Mereka komat-kamit ujud syukur pada Tuhan karena masih menyisakan satu pohon raksasa dikota ini buat membersihkan paru-paru mereka"

Kondisi kota yang kian padat, bising serta penuh polutan membuat orang-orang mencari tempat penyejuk raga sambil bersosialisasi dengan sesama. Pohon yang berada di selatan kota menjadi jujugan mereka. Dari jauh, sosoknya bak menara suar. Menjulang tinggi besar mirip brontosaurus. Kaum melarat yang terbatas akses kenyamanan diruang publik, rela menyempatkan diri berkumpul dibawah pohon itu. Kerumunan akan meningkat jika kemarau datang. Kaum kaya yang punya AC nyaman saja dengan datangnya kemarau, sebaliknya dengan kaum marjinal.

Perputaran waktu, si pohon tumbuh bersinar dengan tampilan berat. Daun-daun muda bergenerasi dibatang dahan. Burung-burung menjadikannya rumah penetasan. Sarang-sarang bertimbulan dengan cicit anak-anak burung. Beberapa pengunjung menyarankan pada si pemilik pohon supaya menyediakan kotak amal yang nantinya buat uang kebersihan atau kebisingan. Karena mereka sadar bahwa kedatangan mereka sering mengganggu ketenangan rumah si pemilik pohon. 

Saran itu ditolak. Karena si pemilik pohon tidak mau mengkomersilkan keberadaan pohon itu. Tapi setelah didesak berkali-kali, ia menyerah. Dibuatlah kotak dari kaleng biskuit dengan lubang hasil tusukan paku serta gigitan gunting.

"Kamu ternyata mencari uang dengan cara begini ya? Ini illegal!". Walikota menunjuk kotak biskuit. Itu memicu kuat argumennya kalau pohon itu layak segera ditebang. "Kamu juga mengumpulkan massa tanpa ijin"

"Bapak jangan menuduh sembarangan", kata si pemilik pohon

"Lha itu apa?!"

"Mereka datang sendiri tanpa diminta. Mereka mengeluh, kota ini semakin suram tanpa pepohonan. Hanya disinilah tersisa ruang terciptanya kesegaran"

"Alah! Alasan saja". Walikota menambah bobot ancamannya. "Saya kasih kelonggaran satu minggu lagi. Kalau tidak kamu tebang, pemerintah kota akan bertindak"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun