"Dari mana tuduhan itu bapak buat?", kata si pemilik pohon. "Tak ada kesyirikan ditempat ini"
"Manusia ngeyel! Lihat itu". Walikota mengarahkan telunjuknya pada sekumpulan orang yang duduk sambil komat-kamit.
"Mereka komat-kamit ujud syukur pada Tuhan karena masih menyisakan satu pohon raksasa dikota ini buat membersihkan paru-paru mereka"
Kondisi kota yang kian padat, bising serta penuh polutan membuat orang-orang mencari tempat penyejuk raga sambil bersosialisasi dengan sesama. Pohon yang berada di selatan kota menjadi jujugan mereka. Dari jauh, sosoknya bak menara suar. Menjulang tinggi besar mirip brontosaurus. Kaum melarat yang terbatas akses kenyamanan diruang publik, rela menyempatkan diri berkumpul dibawah pohon itu. Kerumunan akan meningkat jika kemarau datang. Kaum kaya yang punya AC nyaman saja dengan datangnya kemarau, sebaliknya dengan kaum marjinal.
Perputaran waktu, si pohon tumbuh bersinar dengan tampilan berat. Daun-daun muda bergenerasi dibatang dahan. Burung-burung menjadikannya rumah penetasan. Sarang-sarang bertimbulan dengan cicit anak-anak burung. Beberapa pengunjung menyarankan pada si pemilik pohon supaya menyediakan kotak amal yang nantinya buat uang kebersihan atau kebisingan. Karena mereka sadar bahwa kedatangan mereka sering mengganggu ketenangan rumah si pemilik pohon.Â
Saran itu ditolak. Karena si pemilik pohon tidak mau mengkomersilkan keberadaan pohon itu. Tapi setelah didesak berkali-kali, ia menyerah. Dibuatlah kotak dari kaleng biskuit dengan lubang hasil tusukan paku serta gigitan gunting.
"Kamu ternyata mencari uang dengan cara begini ya? Ini illegal!". Walikota menunjuk kotak biskuit. Itu memicu kuat argumennya kalau pohon itu layak segera ditebang. "Kamu juga mengumpulkan massa tanpa ijin"
"Bapak jangan menuduh sembarangan", kata si pemilik pohon
"Lha itu apa?!"
"Mereka datang sendiri tanpa diminta. Mereka mengeluh, kota ini semakin suram tanpa pepohonan. Hanya disinilah tersisa ruang terciptanya kesegaran"
"Alah! Alasan saja". Walikota menambah bobot ancamannya. "Saya kasih kelonggaran satu minggu lagi. Kalau tidak kamu tebang, pemerintah kota akan bertindak"