Ga heran jika Mega mensyaratkan Anies untuk jadi kader PDIP dan harus nurut. Sebab, Anies yang mengalahkan jagoan PDIP pada Pilgub 2017, Ahok-Jarot.
Permainan tingkat tinggi nih. Namun, jadi ingat pernyataan Don Vito Corleone, "Gue bakal memberi doi tawaran yang ga bisa ditolak."
Nah, kalimat tersebut siapa yang lontarkan? Tentu saja Anies kepada Mega.
Keduanya simbiosis-mutualis. Saling ingin ambil untung dari kongsi ini.
Jangan lupa, keduanya memiliki musuh yang sama: Jokowi.
Anies ingin didukung PDIP di Pilgub Jakarta 2024. Tujuannya, jelas untuk tiket Pilpres 2029.Â
Ambisius? Ga, lah.Â
Normal sebagai rakyat bercita-cita jadi presiden. Toh, Prabowo aja sampe ikut empat pemilu!
Kursi gubernur punya daya tarik tersendiri. Sekaligus, nilai tawar jika Prabowo berhasil dalam kepemimpinannya lima tahun mendatang dan siap melanjutkan pada 2029 dengan Anies sebagai wakil.
Masa depan, ga ada yang tahu. Bukan mustahil, ke depannya Anies akan mendekat lagi dengan Prabowo.
Sekali lagi, ga ada yang hitam atau putih dalam politik. Melainkan, abu-abu.