Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Laut China Selatan dan Tetangga yang Berisik

19 Mei 2024   01:59 Diperbarui: 19 Mei 2024   02:15 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satunya, Tiongkok, yang mengklaim secara sepihak Laut Natuna Utara yang memang jadi bagian Laut China Selatan. Itu karena Negara Tirai Bambu memasukkannya dalam konsep Sembilan Garis Putus-putus (Nine Dash Line).

Berdasarkan dalih sebagai kubu yang menang pada Perang Dunia II. Saat itu, Tiongkok mengklaim Nine Dash Line membentang sejauh 2.000 km dari daratan mereka hingga beberapa ratus km yang bersinggungan dengan negara lain.

Termasuk, Laut China Selatan yang luasnya 3.5 juta km persegi ini, diakui Tiongkok dengan 90 persen bagian. Itu berarti termasuk Laut Natuna Utara milik kita, Indonesia yang luasnya sekitar 83.000 km persegi, bakal berkurang 30 persen...

Wow!

Padahal, Indonesia sudah menegaskan ujung selatan dari Laut China Selatan merupakan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut hingga pada 2017 dinamai Laut Natuna Utara.

Ironisnya, Tiongkok bergeming. Tetap menganggap Laut China Selatan yang di dalamnya ada Laut Natuna Utara sebagai miliknya.

Saya yang mengetahui kabar tersebut melalui media online, cetak, dan televisi, pun jadi kesal sendiri.

Ini seperti kisah penumpang ojol saya. Yang punya tetangga julid dengan parkir kendaraan sembarangan hingga menghalangi aksesnya keluar masuk rumah.

Atau, klaim Tiongkok terkait Laut China Selatan itu begini. Biar lebih masuk, saya ambil contoh sendiri.

Ibaratnya saya tinggal di suatu perumahan sederhana dengan batas antarrumah dipisahkan pagar yang terbuat dari kayu berjarak masing-masing satu meter dari bangunan. Nah, ga lama, ada tetangga yang baru pindah tinggal di sebelah.

Doi seenaknya mencabut pagar kayu saya dengan dimajukan mepet ke dalam rumah. Alasannya, untuk dijadikan parkiran kendaraannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun