Bahkan, seenaknya menaruh beberapa motor dan mobil di depan rumahnya. Hingga, menghalangi akses keluar dan masuk sang penumpang.
"Saya sudah bilang baik-baik, tapi masuk kuping kiri keluar kuping kanan. Kalo malam banyak tamunya yang datang untuk setel lagu berisik. Nah, kendaraan mereka seenaknya parkir depan gerbang rumah saya, hingga saya ga bisa buka karena kehalangan. Tadi puncaknya..." penumpang itu menjelaskan.
Mendengar penuturan tersebut, saya jadi merasa aneh. Sebab, perumahan itu bisa digolongkan kawasan kelas menengah.Â
Rumahnya besar-besar. Sistem cluster dengan satu pintu untuk keluar dan masuk.Â
Bahkan, ojol atau tamu harus menyerahkan KTP kepada security di pos depan.Â
Namun, ternyata perumahan elite tersebut ga menjamin penghuninya untuk rukun. Ada saja tetangga yang berisik bin julid dengan berlaku seenaknya.
Meski, info ini hanya saya dapat dari penumpang. Alias satu arah.Â
Belum tentu sepenuhnya benar mengingat harus memverifikasinya dengan tanya langsung kepada tetangga sang penumpang.Â
"Selain kelakuan minus, tetangga saya itu kayak orang bener. Tiap hari kasih makan kucing liar. Bahkan, ada yang dibawa dari luar. Mending kalo dipelihara dengan diberi kandang.Â
Lha, ini dilepas begitu aja. Akibatnya, banyak kucing yang berak sembarangan di kawasan kami. Termasuk, di halaman saya, itu bau banget. Kotoran kucing berserakan di mana-mana. Gimana ga kesel?" tutur penumpang itu sambil berapi-api.
"Kalo dikasih tahu, dibilangngnya saya ga punya perasaan. Kata mereka, saya ga punya rasa sayang kepada sesama makhuk hidup...