Menurut pendapat Hutchins, sekolah harus memulai dengan baik untuk memenuhi fungsinya yang utama dengan berusaha untuk dapat mengerti betul tentang sifat manusia secara alamiah, dan seperti yang sering dikatakannya: membentuk dan membina sifat dengan mengarahkan para siswa untuk mengikuti studi liberal secara murni.
 Studi liberl itu, kata Hutchins adalah semua studi yang selalu menampilkan "pendidikan yang terbaik untuk orang yang terbaik", yaitu semenjak zaman Plato sampai sekarang. (Ali, 1987)
Menurut aliran ini, peserta didik diharapkan mampu mengenal dan mengembangkan karya-karya yang menjadi landasan pengembangan disiplin mental. Karya-karya ini merupakan buah pikiran pada masa lampau.Â
Berbagai buah pikiran mereka yang oleh zaman telah dicatat menonjol seperti bahasa, sastra, sejarah, filsafat, politik, ekonomi, matematika, ilmu pengetahuan alam, dan lain-lainnya, yang telah banyak memberikan sumbangan kepada perkembangan zaman dulu.Â
Dengan mengetahui pemikiran-pemikiran para ahli di masa lampau, maka peserta didik akan mempunyai dua keuntungan. Pertama, anak-anak akan mengetahui apa yang terjadi pada masa lampau yang telah dipikirkan oleh orang-orang besar.Â
Kedua, mereka memikirkan peristiwa-peristiwa penting dan karya-karya tokoh tersebut untuk diri sendiri dan sebagai bahan pertimbangan zaman sekarang. (Jalaluddin & Idi, 2007)
Refferensi:
Ali, Hamdani. (1987). Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Kota Kembang
Brubacher, J. S. (Ed.). (1962). Eclectic Philosophy of Education. Englewood Cliffs New Jersey: PRENTICE-HALL, Inc.
Jalaluddin, & Idi, A. (2007). Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat, dan Pendidikan. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA GROUP.
Natawidjaja, R., Sudjana, D., Rasyidin, W., & Dahlan, M. D. (2008). Rujukan Filsafat, Teori, dan Praksis Ilmu Pendidikan (R. Natawidjaja, N. S. Sukmadinata, R. Ibrahim, & A. Djohar, eds.). Bandung: UPI PRESS.
Noddings, N. (2007). Philosophy of Education. Colorado: Westview Press.
Perhatian: Jika ingin mengutip isi artikel ini, wajib sertakan refferensi di atas!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H