Mohon tunggu...
Muhammad Rodinal Khair Khasri
Muhammad Rodinal Khair Khasri Mohon Tunggu... Dosen - Penulis Lepas

Peneliti di Collective Academia/ Co-Founder/ Koordinator Bidang Religious dan Cultural Studies; Alumnus Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada; sekarang berdomisili di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa Itu Filsafat Pendidikan?

1 September 2019   19:17 Diperbarui: 5 September 2019   18:15 8140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Apakah pendidikan itu seperti menginstal aplikasi pada piranti komputer?"

Pertanyaan pembuka di atas dapat dengan mudah dijawab oleh nalar kemanusiaan kita, bahwa transfer informasi dalam pendidikan tidak sama dengan instalasi piranti lunak pada perangkat komputer. Atau dalam analogi lain tidak seperti menuangkan air ke dalam gelas. 

Pendidikan sejatinya merupakan proses dialog antara pendidik dan peserta didik. Yang terjadi bukan komunikasi satu arah, melainkan komunikasi dua arah, baik dialog peserta didik dengan pendidik, maupun dialog peserta didik dengan teks.

Filsafat pendidikan merupakan kaidah filosofis dalam bidang pendidikan yang menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan falsafah umum dan menitikberatkan pada pelaksanaan prinsip-prinsip dan kepercayaan yang menjadi dasar dari filsafat umum dalam upaya memecahkan persoalan-persoalan pendidikan secara praktis (Jalaluddin & Idi, 2007).

Tujuan dari pendidikan, merujuk pada pemikiran John Dewey dalam Noddings (2007) bahwa tujuan pendidikan adalah lebih dari sekadar pendidikan. Pendidikan dengan demikian berfungsi sebagai pendidikan---wadah tranfer informasi---dan melampaui pendidikan secara teknis. 

Dewey tidak menolak tujuan partikular dalam pendidikan. Dewey mengupayakan bahwa aktivitas pendidikan, berdasarkan hakekatnya haruslah memiliki tujuan. Kita, baik peserta didik maupun pengajar haruslah sama-sama berada di dalam proses untuk meraih suatu hal. 

Namun, tujuan keduanya itu tidaklah bersifat final dan belum usai. Dengan kata lain, tidak ada batas dan akhir tujuan di dalam pendidikan. Selama ada tujuan-tujuan partikular yang mengarahkan aktivitas kita, maka kita akan terus memeliharanya. 

Jika tujuan pendidikan itu gagal membimbing kita, maka kita akan berupaya untuk mengabaikannya, menggantikannya dengan yang lain, yang lebih relevan. Dengan demikian, tujuan dari pendidikan selalu mengalami tranformasi.

Filsuf pendidikan, seperti juga filsuf umum berusaha mencari yang hak dan hakiki serta masalah yang berkaitan dengan proses pendidikan. Ia berusaha sungguh-sungguh untuk mendalami konsep-konsep pendidikan dan memahami sebab-sebab yang hakiki tentang masalah pendidikan. 

Sebagaimana ia juga berusaha membahas tentang segala yang mungkin mengarahkan proses pendidikan, misalnya nilai-nilai, dan lain-lain (Al-Syaibany, 1979).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun