Mulai ditimbun tanah dengan pelan-pelan. Sakti ikut menimbun---menggunakan tangannya.
Perlahan tanah yang menutupi jasad Karin mulai meninggi. Sakti mengambil nisan. Meletakkannya di bagian kepala dan bagian kaki Karin.
Karin meninggal pada usia 30 tahun. Meninggal karena sakit kanker otak stadium lanjut.
Sakti mengikhlaskan kepergian Karin.
Ia bersama keluarga dan kerabat mulai berdoa. Semua berharap Karin mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan.
***
Sakti melirik Karin. Lirikan Sakti itu, dibalas Karin dengan membuang muka. Sakti menghela nafas. Itu terjadi dalam kelas.
Sakti dan Karin satu sekolah (SMA). Di daerah Banten. Tempat tinggal keduanya tidak begitu jauh.
Sejak kelas I hingga kelas III, Sakti dan Karin sekelas. Tapi, Sakti butuh 2 tahun menaklukan hati Karin. Sakti kerja keras.
Sakti pernah berseloroh saat mendapatkan hati Karin: "Beruntung banget gua ngedapetin dia karena wajah gua pas-pasan," kata dia, sambil tertawa.
Sebelum mendapatkan hati Karin, Sakti sempat ditolak berkali-kali.
Kalau diingat-ingat, sudah 7 kali ia ditolak Karin. Tapi, Karin tidak pernah mengungkapkan jelas alasannya menolak Sakti. Sakti penasaran.