Ia diberi pengertian pelan-pelan.
Mereka juga coba melepas pelan kedua tangan Sakti dari jasad Karin yang masih memeluk. Sulit, Sakti begitu kuat memeluk tubuh isterinya.
Sakti kembali menangis. Berteriak. Lagi-lagi tidak menyangka sang isteri telah tiada.
Anak-anaknya, dibawa menjauh dari Sakti. Khawatir terjadi apa-apa dengan keduanya. Khawatir Sakti lepas kontrol.
"Pak. Mohon ikhlaskan, ya? Biar dia tenang. Lihat anak-anak Bapak. Mereka butuh Bapak. Harus kuat," kata dokter yang merawat Karin ke Sakti.
Sakti luluh. Ia coba menuruti kata dokter itu. Teringat anak-anaknya---yang masih perlu perhatiannya.
Jasad Karin dibawa ke ruang jenazah. Dimandikan. Dikafani.
Tiba waktu menyalatkan, Sakti kembali menangis. Kali ini tidak sampai berteriak-teriak. Tapi masih terisak.
Karin disalatkan.
Mobil ambulans sudah siap membawa Karin ke rumahnya, di Banten.
Butuh waktu cukup lama untuk tiba di rumahnya. Sebab Karin dirawat di RSCM, Jakarta.