Seiring berjalan waktu bergantinya hari demi hari dan bulan ke bulan kondisi dikelas ku tak lepas dari pantauan diantaranya yang paling sering ku hadapkan ialah dihadapkan dengan beberapa persoalan, khususnya anak-anak yang jarang masuk sekolah sebut saja dia Alfa atau Zakit atu Zizin, da nada yang tidak mengerjakan PR serta tidak hadir langsung saat praktik dengan beberapa mata pelajaran yang menggunakan alat peraga langsung dan lain sebagainya. Hal ini mengakibatkan tak jarang juga guru mata pelajaran yang bersangkutan menghubungi ku langsung, menanyakan bagaimana kabar anak-anak tersebut. Apakah baik-baik saja? Atau sudah mendua. Ckckck.
Selama ini ku kira ana-anak semuanya baik-baik saja, namun sayang ternyata beberapa dari mereka dibelakangku bermain sandiwara. Marahkah aku? Tidak, karena aku sadar, aku bukan siapa-siapa hanya diberikan mandat sekolah khususnya Jurusan untuk membantu mendidik serta mengarahkan mereka untuk tidak terlena hingga lari jauh dari jalur semestinya. Mulia tugasnya, namun harus kuat imanya. Penasaran dalam hati ku bertanya, kira-kira apa ini sebabnya. Pasrahkah aku dengan keadaan? Tidak!.
Walaupun terkadang hujan turun
Dan air mata juga mengalir
Di hari yang tak berjalan dengan mulus
Besok pun tetap semangat
Di dalam mimpiku selalu
Terlihat ada diriku sendiri
Yang dengan bebasnya melakukan semua
Hal yang ingin aku lakukan
Hidup bagaikan pesawat kertas
Terbang dan pergi membawa impian
Sekuat tenaga dengan hembusan angin
Terus melaju terbang
Jangan bandingkan jarak terbangnya
Tapi bagaimana dan apa yang dilalui
Karena itulah satu hal yg penting
S'lalu sesuai kata hati
Di atas tersebut adalah penggalan dari sebagian lirik lagu Pesawat Kertas. Apa hubungannya dengan cerita ini? Tentu saja ada atuh neng dan aa’. Apa? Terjemahkan aja sendiri ya. Hihi. Pokoknya ada, coba deh baca sekali lagi lirik nya sambil resapi dengan kondisi hatinya. Eaakk. Mudah-mudahan faham lah ya. Masak gak faham. Hihihi.
Nah, lanjut ke cerita…
Dikelas ku ada empat orang inti yang menjadi perangkat kelas, keempat mereka adalah Intan sebagai ketua kelas, Hasbi sebagai wakil ketua kelas, Icha sebagai sekertaris dan Rabiah sebagai bendahara kelas. Mereka inilah yang rajin dan sering ku hubungi bila ada apa-apa dikelas. Yang paling rajin ku tanyakan ialah, terkait dengan kehadiran teman-teman mereka dikelas, tugas-tugas dengan guru mata pelajaran dan lain sebagainya yang berkaitan dengan sekolah.
Ada beberapa anak yang memang sudah ku tandai, khususnya berkaitan dengan kehadiran dan tugas-tugasnya di sekolah. Diantara nama-nama tersebut, sebut saja sih Alung. Masya Allah, ini anak luar biasa, potensinya potensial sekali, hingga kadang tak jarang dibuat germes sama dia. Bagaimana aku tidak germes. Lihat saja tingkahnya saat ku tanya.
“Alung, kamu kenapa akhir-akhir ini jarang masuk?” tanyaku padanya.