Mohon tunggu...
Robi Muhammad Affandi
Robi Muhammad Affandi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta dan Penulis Media Online

Hidup adalah tentang bagaimana engkau bercerita, dan bagaimana engkau diceritakan. Karena dengan cerita itulah manusia akan dikenal dalam sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Prince Gubee (Mencari Jalan Keabadian 2)

13 Agustus 2024   14:05 Diperbarui: 13 Agustus 2024   14:35 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                "memang, tetapi itu telur terakhirnya. Tak lama lagi ratu kami akan mati. Mungkin kaulah santapan terakhirnya. 

Prince Gubee
Prince Gubee

                Gubee terdiam mendengar ungkapan semut penjaga itu. Ia mulai menyadari hidupnya tidak akan lama lagi. Keingininannya untuk mendapatkan hidup yang lebih lama, sepertinya akan berakhir ditempat itu.

                "kenapa? Kau takut?" Tanya semut penjaga pada Gubee yang tiba-tiba terdiam.

                "tidak. Aku tidak takut! Bukankah kita semua juga akan mati? Ini hanya perkara waktu saja!" Ucap Gubee.

                "aku hanya heran. Kenapa kalian tidak merawat ratu baru? Bukankah kalian seharusnya telah memilik ratu pengganti di umur ratu kalian yang sudah tua itu?" Imbuh Gubee, melerai suasana canggung.

                "itulah yang kami nanti-nanti selama ini. Tetapi ratu kami tak pernah melahirkan telur yang akan menjadi calon ratu sampai hari ini.

                "kenapa begitu?

                "sangat sulit mencari mata air murni di kaki gunung Alpen ini. Selama hidupnya ratu kami hanya meminum embun yang  hinggap di nektar bunga-bunga yang tumbuh di gunung ini. Karena itulah ratu kami tidak dapat memproduksi telur yang akan menjadi calon ratu.

                "kenapa kalian tidak pindah saja ke tempat dimana lebih mudah menemukan mata air murni?

                "kami baru menyadari hal itu akhir-akhir ini. Dan Sangat sulit bagi ratu kami untuk pindah di usianya yang sudah sangat tua seperti sekarang, sementara di luar sana ada banyak burung-burung liar yang setiap saat akan mudah memangsanya. Daripada ratu kami dimangsa, biarlah kami punah bersama-sama. " Ungkap semut penjaga itu semakin menampakan raut sedih.

                Gubee terharu mendengar cerita semut penjaga itu. Ada banyak cerita kehidupan yang lebih menyedihkan dari cerita yang dialaminya. Dan ada banyak koloni lain yang juga menunggu waktu kematian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun