Tiba-tiba Gubee kembali teringat pada bunga keabadian. "ya, bunga kebadian. Itulah solusi untuk koloni ini." Pikir Gubee. "kenapa kalian tidak mencoba memberi nektar bunga keabadian untuk ratu kalian?" Ucap Gubee kemudian.
        "bunga keabadian? Bunga edelweis maksudmu?
        "ya!" Tegas Gubee tersenyum. " Dengan nektar bunga itu ratu kalian akan berumur panjang! Apa kalian tidak tau cerita tentang bunga itu?
        "kami tau cerita itu. Bunga itu tumbuh jauh di puncak bukit ini. Sudah banyak semut pekerja yang kami utus untuk mencari nektar bunga itu, namun tidak satupun yang kembali sampai saat ini.
        "jauh di puncak bukit? Berarti bunga itu tidak tumbuh disekitar sini?
        "Tidak. Bunga itu hanya tumbuh di puncak gunung alpen.
"berarti bunga yang baru saja ku hisap nektarnya bukan bunga edelweis?
"bukan! Itu bakung lembah. Si bunga kematian, bukan bunga keabadian. Kamilah yang menebar benih-benih bunga itu disini, untuk memikat serangga. Aroma harum dari nektar bunga bakung lembah akan mengundang serangga dan kumbang untuk meminumnya, dan setelah meminum nektar bunga itu, mereka akan lemah dan pingsan. Kami jadi lebih mudah mendapatkan mangsa karena bantuan bunga itu." Ungkap semut penjaga.
"tapi ku sedikit heran. Kenapa lebah sepertimu bisa terjebak bunga itu? Harusnya kamu lebih tau tentang bunga daripada kami." Semut penjaga mulai memperhatikan tubuh Gubee dari kepala hingga ujung kaki. "apakah kau bukan lebah pekerja?" sambungnya.
Gubee tersenyum kecut menggelengkan kepalanya.
"darimana asalmu?" tanya semut penjaga itu kemudian.