"kau benar! Kami tidak boleh mati sia-sia!" Semut penjaga terlihat mulai bersemangat. "Tunggu sebentar, aku akan melapor kepada ratu.
"jangan! Maksudku, kau tak perlu repot-repot melapor pada ratumu. Cukup beritahu aku jalan menuju bunga itu, dan katakan seperti apa bentuknya, lalu keluarkan aku dari sini." Bujuk Gubee meyakinkan kembali semut penjaga yang ingin meninggalkannya.
"apapun yang terjadi ditempat ini, ratuku harus tau! Aku tak akan melanggar sumpahku!" Tegas semut itu, lalu pergi.
"hey! Tunggu!! Hey...!
Semut penjaga itu terus pergi tanpa menghiraukan Gubee.
Selang beberapa waktu, semut penjaga itu kembali. Dengan wajah cerah, ia tersenyum kepada Gubee. Ia bukakan pintu kurungan yang menyekat Gubee, dan mempersilahkan Gubee keluar dari ruangan gelap itu.
"ratu kami setuju dengan rencanamu. Ayo, aku akan mengantarmu keluar dari sini." Semut penjaga itu kembali tersenyum kepada Gubee.
"bagaimana mungkin ratumu bisa percaya begitu saja padaku?" Tanya Gubee seakan tak percaya dengan apa yang terjadi.
"karena mempercayaimulah satu-satunya harapan kami saat ini.
Gubee kembali terharu mendengar kata-kata semut penjaga itu. Ia sungguh tak menyangka, koloni yang belum begitu mengenalnya, sangat mempercayainya. Berbeda jauh dengan teman-temannya yang tak sedikitpun mau mendukung rencananya.
"siapa namamu pangeran?" Tanya semut penjaga, sesampainya di gerbang luar istana koloni semut merah.