Mohon tunggu...
Rizky Kurniawan
Rizky Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pribadi

Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Syekh-Yusuf Tangerang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rus

17 November 2023   17:15 Diperbarui: 17 November 2023   17:28 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dan saat inilah mereka, menyusuri jalan ke arah Pasar Kebon Lonceng. Debi memacu skuter setengah kencang. Di satu sisi dia ingin lekas sampai di pasar, tapi di sisi lain, dia juga perlu awas dengan Rusmini yang berada di boncengan. Mata perempuan itu nanar, pikirannya melayang jauh ke satu titik yang Debi tahu betul itu di mana.

Dua pekan lalu, Rus dan suaminya menggelar peringatan seratus hari Aji wafat. Tidak seperti saat bocah itu masih hidup, Debi mencermati, kini sepasang suami istri itu jarang terlihat tersenyum; irit bicara; lebih banyak muram menggantung di wajah keduanya. Tentu Debi dapat mengerti kehilangan seperti apa yang Rus dan suaminya alami. Hanya saja, dia tidak menyangka akan selarut itu. Makanya, saat Rus mengatakan bahwa hal yang lebih penting untuk Rus saat ini adalah foto Aji, hati Debi tersengat. Pantas aja foto Aji sudah enggak digantung di dinding rumah mereka, pikir gadis berambut bergelombang itu mengingat kunjungannya akhir-akhir ini ke rumah pasangan tersebut.

Sebelum menyuruh Rus untuk menunggunya berganti pakaian dan memanasi mesin skuter, Debi sempat mengetik beberapa kalimat di jejaring sosial. Dia menuliskan kalau tetangganya kehilangan ponsel, dan yang lebih penting daripada itu, ada foto almarhum anaknya yang hanya dia simpan di sana. Debi banyak dapat respons dukungan untuk postingannya. Ada juga dari netizen yang meminta Debi untuk mengecek di pencadangan ponsel, siapa tahu ada foto Aji di sana. Sayangnya, saat gadis itu periksa, tak ada satu pun dokumen tercadang di udara. Jadi satu-satunya cara untuk menemukan ponsel itu adalah mendatangi lokasi terakhir perangkat itu berada.

Sambil menarik gas dan sesekali memperhatikan Rus dari spion, Debi juga berhitung dan mengingat kembali ada berapa gerai ponsel di Pasar Kebon Lonceng. Dia pun mencari metode pencarian yang efektif agar bisa menemukan ponsel tersebut. Mengingat ini belum jam sebelas, harusnya jauh lebih mudah mencari ponsel itu kalau memang si pencuri membawa hasil curiannya ke gerai ponsel. Tapi akan jauh lebih sulit dibanding mencari jarum di tumpukkan jerami, manakala pencurinya menjual ponsel itu ke sembarang orang di pasar.

Debi membelokkan skuternya ke sebuah gerai ponsel besar yang terkenal dengan sebutan Pohon Mangga. Gerai itu terlihat baru buka, beberapa karyawannya masih menyusun aneka ragam ponsel pintar di etalase, seorang petugas memasang alat peraga promosi terbaru, dan seorang lainnya menyapu halaman. Debi mengansumsikan ponsel curian itu kecil kemungkinan ada di sana, tapi dia tetap harus mengeceknya.

"Ada yang bisa dibantu, Ka?" Seorang pelayan menyambut ramah kedatangan Debi dan Rus.

"Mbak aku boleh tanya ya, ada yang jual hape enggak pagi ini?" Debi langsung mengajukan pertanyaan. Dia sudah menghitung, kalau dia berlama-lama dengan basa-basi, kesempatan untuk menemukan apa yang dicari jadi makin kecil karena waktu dengan pasti mengikis.

"Maksudnya gimana, Ka?" tanya si pelayan.

Debi melirik sekilas ke Rus yang sejak tadi memperhatikan deretan ponsel bekas di etalase toko.

"Mohon maaf banget, Mbak. Jadi tadi pagi hape tetangga saya kecurian, nah posisinya itu di sekitar Pasar Kebon Lonceng sini. Jadi kami inisiatif buat cari dan nanya, soalnya ada file penting yang ada di hape," jelas Debi.

"Waduh." Si pelayan menggaruk kepalanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun