Medengar itu, wajah Calvin terlihat memerah. Entah apa yang dia rasakan saat itu, malukah?
"Wajahmu memerah, ada apa?" tanya wanita itu lagi, tentu saja Calvin makin terlihat salah tingkah.
Calvin mencoba mengatur dirinya walau terlihat sangat gugup. "Jadi ...?" tanya Calvin kemudian, mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Oh iya, aku hampir lupa. Jadi ... kenapa kamu selalu duduk di kursi itu?" tanya si perempuan sambil menunjuk kursi yang selalu menjadi tempat Calvin memandangnya.
"Apa aku harus menjawabnya?" Calvin malah mengajukan pertanyaan lain. "Aku rasa kamu tahu kenapa," ucap Calvin berikutnya.
"Aku tidak tahu," ucap perempuan itu, menggelengkan kepalanya.
"Benar kata Axel, orang dewasa tidak selamanya pintar berbohong," Calvin menanggapi.
Si perempuan mengerutkan keningnya sesaat. "Axel?" katanya.
"Iya, dia kakakku."
"Kakakmu? Aku lihat kamu selalu sendirian ke tempat ini. Hanya saja, aku pernah melihat kamu sedang bersama laki-laki tua. Apa dia kakakmu?"
"Kamu salah kira."