"Hari sudah gelap, apa kamu masih ingin di sini? Himori akan mencemaskanmu," ucap Bianca mengingatkan.
"Ijinkan aku menyelesaikan lukisanku dulu," sambut Calvin.
Ucapan itu dibalas dengan senyuman, yang lagi-lagi membuat anak itu merasa nyaman untuk bisa didekatnya. Calvin kemudian mengubah warna daun yang sedang dilukisnya, tadinya daun itu digambarkan kering, cokelat dengan tulang daun yang terlihat hitam. Tapi, kemudian dia segera menuangkan warna hijau muda pada wadah, dan menyapunya dengan kuas ke gambar daun tadi, menjadikannya hijau cerah, layaknya daun muda yang menempel pada dahan pohon. Sungguh indah untuk lukisan yang dibuat oleh seorang bocah.
"Aku sudah selesai, Bianca. Jadi, aku minta ijin untuk kembali menemani Axel," ucap Calvin setelah puas dengan hasil lukisannya.
"Apa kamu tidak ingin membawanya?"
Calvin menggeleng, "Tidak perlu, itu untukmu. Aku ingin kamu seperti daun itu, Hijau!"
"Terima kasih. Aku akan menyimpannya!" ucap Bianca. Matanya berkaca-kaca saat mendengar ucapan itu.
"Aku pamit dulu, ya?"
"Iya ...."
Tapi, kemudian langkah Calvin berhenti, lalu berbalik. "Aku boleh tanya sesuatu?" tanya Calvin kemudian.
"Kamu ini, selalu saja begitu," ucap Bianca sambil tersenyum. "Pertanyaan apa lagi yang ingin kamu ajukan dipenghujung senja kita ini?" tanya Bianca kemudian.