Permintaan maaf itu hanya dibalas dengan senyuman.
"Oke kalau begitu, ini sudah terlalu senja. Aku harus kembali ke ruangan Axel. Himori akan menghawatirkanku jika tak segera kembali," ucap Calvin sambil bangkit berdiri.
"Baiklah kalau begitu, aku akan mendo'akan kakakmu agar lekas kembali kesadarannya," perempuan itu kembali mengulum senyum.
Senyum yang sangat menawan. Oleh sebab itu juga, sebenarnya, yang membuat Calvin betah lama-lama bersama perempuan tersebut. Senyum yang damai dan menenteramkan.
"Tapi apakah aku boleh minta sesuatu hal?" tanya Calvin sebelum beranjak.
Perempuan itu terlihat bingung. "Apa itu?" tanyanya kemudian.
"Aku mau minta satu kuas dan satu botol cat warna, boleh?" tanya Calvin. Kali ini dia membuat wajah memohon khas anak-anak. Tentu saja, siapa pun tidak tega kalau sampai menolak permintaannya.
"Baiklah, ini!" Perempuan itu menyerahkan sebuah kuas dengan panjang sekitar 25cm dan sebotol berbentuk pipih.
Calvin memperhatikan botol itu sesaat, kemudian tersenyum. "Terima kasih, ya. Aku akan simpan ini sebagai awal pertemanan kita," ucapnya kemudian. Perempuan itu membalasnya dengan senyuman, dan detik berikutnya Calvin pergi. Dia kembali ke ruangan Axel dengan senyum merekah.
"Belum mau bangun juga, kah?" tanya Calvin sesaat setelah menutup pintu.
"Belum, Tuan."