Mohon tunggu...
Lightning Mcqueen
Lightning Mcqueen Mohon Tunggu... Lainnya - ga tau

suka musik dan film

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

IndiHome Man: ISU #1 VOLUME #1: Internet Provider Lokal

13 Mei 2023   21:00 Diperbarui: 13 Mei 2023   21:02 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar yang saya buat menggunakan IbisPaintX

Kriiiiiiing!

Anak-anak lainya mulai mengobrol satu sama lain, mengisi kehampaan kelas dengan suara-suara mereka -- suara yang lama-kelamaan mengalahkan kerasnya bunyi bel sekolah. Akan tetapi, mereka masih belum bisa menandingi bunyi deretan yang singkat namun keras yang Farhan hasilkan saat ia berdiri dari kursinya dengan cekatan. Anak-anak yang lain menoleh ke arah nya untuk beberapa saat. Bahkan Pak Galih juga melirikinya dengan tatapan yang agak menghakimi. Tetapi, setelah beberapa detik, mereka melupakan suara buatanya tersebut dan kembali berbincang dengan rekan-rekanya.

Farhan tidak perlu diingatkan dua kali, begitu dia berdiri, dia mulai memasukkan semua barangnya ke dalam tas punggungnya yang compang-camping. Kebanyakan orang di dalam kelas masih terlalu sibuk berbicara dengan satu sama lain untuk pergi, tapi Farhan tidak sama, dengan cepat, ia melangkah ke arah pintu.

"Berhenti di sana!"

Pak Galih tak pernah gagal membuat tubuhnya membeku dengan suara seraknya. Farhan memutar bola matanya. Sekolah sudah berakhir jadi apa yang dia inginkan?

"Nih penghapusnya," Pak Galih mengeluarkan penghapus kecil dari sakunya. Itu terlihat seperti penghapus putih biasa akan tetapi ada  beberapa bintik abu-abu yang menutupi separuh badanya -- Farhan benar-benar perlu membeli penghapus yang lebih bersih. "Pastikan untuk meninjau halaman 178 hingga 234 di rumah, nilaimu benar-benar kacau balau."

"Oh. Terima kasih," katanya, mengambil penghapus dengan canggung dari tangan Pak Galih sebelum bergegas keluar dari ruangan sempit itu.

----

Matahari bersinar cerah, rerumputan menghijau, dan sepatu Farhan dipoles bersih saat berderak di tanah semen alun-alun kota.

Alun-alun kota adalah tempat tujuan untuk "mengamati burung" setiap hari karena terdapat banyak pergerakan di area tersebut. Orang-orang selalu sibuk, belum lagi banyaknya perangkat elektronik yang berada di sana. Ada beberapa apartemen dan Farhan bersumpah bahwa sebagian besar orang di sana menggunakan TV kabel -- sempurna!

Smartphone Farhan berdering. Ah, pasti itu bosnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun