"Pertemuan besok, bakal banyak yang datang nggak ya Kak?
Ardan terdiam dan mencoba menerka apa yang akan dilakukan Haidar setelah ini, karena dirinya mengenal adiknya yang cenderung nekat.
Selvi kemudian menceritakan bahwa sesungguhnya Haidar pernah bersitegang dengan Widya. Hanya saja, dirinya tidak tahu apa yang dibahas waktu itu, tetapi samar-sama mendengar soal tidak berhak mendapatkan warisan.
Ardan terkejut mendengar cerita Selvi itu, dirinya paham benar apa hubungan Haidar, Flashdisk, dan pertemuan keluarga ini. Ardan kemudian pergi dan berusaha menemui Haidar.
Tidak lama kemudian, Haidar masuk ke kamar Widya, dan terkejut melihat Selvi disana kemudian berkata, "kenapa ada disini? Sana keluar!"
Haidar menyeret tangan Selvi untuk keluar kemudian, dirinya mencoba mencari sesuatu petunjuk di kamar itu, "Kalau aku tidak bisa membatalkan pertemuan itu, minimal aku harus tahu, di mana Kak Widya menyembunyikan buktinya,"
Hanya saja, semakin di cari ternyata tidak ketemu. Haidar yang frustasi akhirnya keluar kamar dan memutuskan untuk pergi, Ardan yang melihat sosok adiknya itu semakin yakin bahwa rahasia itu harus terungkap.
Setelah selesai kegiatan kirim doa di hari ke tujuh. Akhirnya, Putri mengumumkan tanggal dan tempat kegiatan pertemuan keluarga tersebut berlangsung, semuanya merespon dengan baik kecuali Haidar.
"Sebenarnya, dari dulu Mbak Widya tidak pernah memperbolehkan orang luar itu masuk ke keluarga kita," kata Haidar yang masih duduk dan memegang buku Yasinnya.
"Apa maksudmu, Kak?" tanya Selvi yang mencoba bersih-bersih.
"Iya, Kak Widya tidak pernah boleh orang yang bukan keturunan langsung untuk ikut campur lebih dalam, apalagi mau mengadakan pertemuan keluarga,"