Ibu membuka pintu, melihatku yang sedang memegang sebuah foto. Ibu mendekat, melihat foto yang ada di genggamanku.
"Kamu rindu dengan bapakmu?" tanya Ibu datar.
Aku mengangguk, tersenyum tipis.
"Rindu itu wajar, Gus," Ibu lalu duduk di atas kasur, "setiap orang pasti pernah merasakan kerinduan. Kamu tidak boleh menghindarinya, rindu itu pasti akan datang terus tanpa pernah tuntas."
Ibu berhenti sejenak, mengelus rambutku.
"Kamu tidak apa-apa memupuk rindu dalam dadamu. Siapa tahu rasa rindu yang kamu rasakan itu akan berbuah menjadi hal yang nyata suatu saat nanti. Rindu itu bagai rahasia, Gus. Hanya soal waktu yang akan menjawabnya."
Ibu kemudian memelukku. Pelukan dari Ibu membuat hatiku jauh lebih tenang. Ibu lantas berkata kepadaku dengan suara lembut, "Suatu hari nanti kamu pasti bertemu bapakmu kembali."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H