Dagang, investasi, dan utang. Mungkin cuma orang Padang yang dapat menyaingi ilmu berdagang orang China.
Tetapi unggulnya China itu, dari hulu ke hilir mereka kuasai. Harga miring karena bahan baku punya, tenaga kerja murah, pintar memegang prinsip "Amati Tiru dan Modifikasi".
Mereka juga pintar dalam diferensiasi produk dengan berbagai level harga dan kualitas. Produk yang mahal dan berkelas dibuat di China juga banyak.
Alhasil, orang Indonesia suka. Banyak importir barang-barang China. Eksportir ke China terbatas, gak banyak, karena China rata-rata bisa semua. Defisitlah neraca perdagangan kita kalau dengan China.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi defisit neraca perdagangan non migas Indonesia dengan China sejak Januari-November 2019 mencapai USD16,97 miliar.
Ilmu bisnis China memang tiada dua. Investasi dimana-mana. Contoh, klub sepak bola Eropa satu-satu jatuh dipelukan investor China. Inter Milan di Italia dengan Sunning salah satunya.
Perusahaan China juga banyak jadi sponsor klub sepak bola. Anda tahu nama markas klub sepak bola asal Spanyol Atletico Madrid, Wanda Metropolitano? Wanda dari nama Dalian Wanda adalah nama Perusahaan asal China.
Investasi China juga masuk ke Indonesia. Gimana sih kalau investor. Kita butuh, ada orang bawa duit banyak, karpet merah lah diberikan.Â
Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sepanjang 2014 - kuartal III 2019, China menempati urutan ke-3 sumber investasi terbesar di Indonesia dengan jumlah sekitar USD13,1 miliar.Â
Dagang (impor) dari China banyak pilihan barang, harga relatif murah, mereka mau investasi langsung (Foreign Direct Investment) buka pabrik bayar pajak dorong ekonomi daerah dan nasional tumbuh, tambah pula dipinjemin utang. Kira-kira gimana? Jelas, kita tak berdaya.
Berdasarkan data Bank Indonesia, China tercatat sebagai negara pemberi utang keempat terbesar kepada Indonesia sebesar USD17,75 miliar atau setara Rp274 triliun.