Mohon tunggu...
Rizal Falih
Rizal Falih Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Ingin belajar membaca dan menulis\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta, kembang dan Gorengan (episode Cinta Rangkat #93)

2 Februari 2011   06:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:58 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oh ya jangan lupa bawa gorengan ya, sampai ketemu di pos ronda", kembang pun menutup teleponya.

Belum habis angan sang pemuda membayangkan Uleng, kata-kata terakhir kembang kembali membuatnya terpana, ada hal penting yang ingin dibicarakan empat mata?. Hal penting apakah? dalam hatinya pun bertanya-tanya.

********OOOO*******

Sore itu dengan mengendarai motor bututnya, sang repotter pergi ke pos ronda, melintas di depan rumah Jeng Pemi terlihat ada Dewa sedang asyik dengan tanaman obatnya. Sang pemuda pun berhenti sejenak menyapa Dewa, terlihat mereka berbisik-bisik membicarakan sesuatu yang sepertinya rahasia, sesekali Dewa terlihat senyum-senyum penuh makna, tangannya yang terampil mengerjakan sesuatu yang diminta oleh sang pemuda, beberapa saat pun Dewa masuk ke dalam rumah, dan ketika ia keluar ada sesuatu yang dipegangnya, terbunggkus rapi  dan diserahkanya kepada sang repotter.

Teringat pesanan sang kembang repotter pun mampir di warung kopi Mas Budi Van Boil, lantas ia pun memesan gorengan seperti yang diminta kembang.  Lewat di depan klinik Ki Ade Bodo, ia pun kembali teringat sesuatu, Ki Ade Bodo beberapa hari lalu menelopnya ingin  memasang iklan di Rangkat TV sang repotter pun singgah juga di klinik cintanya.

Dibawa masuk bungkusan gorengan yang dibawa dari warung kopi Mas Budi, kan bisa ngobrol sambil ngemil fikirnya, tapi dilihatnya  antrian panjang di klinik kang Ade Bodo, maklum saja, klinik cinta Ki Ade Bodo memang sudah terkenal dimana-mana, jadi pengunjungnya bukan hanya warga rangkat, tapi dari tempat-tempat lain nun jauh disana.

Malas menungggu antrian, sang repotter memutuskan untuk langsung ke pos ronda, menemui sang janda kembang, yang sudah menunggunya disana, dasar memang repotter pelupa, bungkusan gorengan yang dia bawa pun tertinggal di klinik Ki  Ade Bodo.

Sampai di pos ronda terlihat seorang gadis ayu duduk seorang diri, matanya yang teduh penuh pesona, terlihat serius mengamati album photo yang dipegangnya, jari-jarinya yang lentik beberapa kali terlihat membolak-balik album yang sedang dilihatnya.

"Ehem..sore mba kembang, sudah lama menunggu yah?," repotter pun menyapanya, sambil tangannya memencet tombol kamera SLR yang dibawanya.

"Sore mas, koq lama banget sih mas," sang kembang pun menjawab manja, sambil mata indahnya menatap sang repotter, dan senyum manis terlihat dari bibirnya. Sang repotter pun seperti orang yang  tersihir, diam dan terpaku ketika mata saling beradu, tiba-tiba degup jantungnya berdebar keras.

Sang reppotter pun mencoba menguasi diri, tak sanggup memandang sorot tajam kembang, ia menundukan matanya, tangannya hanya mengutak atik kamera yang dipeganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun