Mohon tunggu...
Rizal Falih
Rizal Falih Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Ingin belajar membaca dan menulis\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta, kembang dan Gorengan (episode Cinta Rangkat #93)

2 Februari 2011   06:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:58 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Maaf ya mba sudah lama menunggu, tadi mampir di tempat Ki Ade dulu," repotter seperti orang yang merasa bersalah.

"Gak papa koq mas, aku lagi gak ada kerjaan juga, oh ya pesananku mana?"

"Waduh.... ketinggalan di klinik Mas Ade!!! Sebentar ya? tak ambil dulu," sang repotter menjawab sambil ngeloyor pergi, setidaknya ada kesempatan buat dia menenangkan hati.

Sampai di Klinik Ki Ade pengunjung sudah sedikit sepi, hanya ada seorang gadis kecil, Sinar teman kecil Mas Hans. Mulutnya penuh dengan makanan, sedangkan tangannya tampak belepotan. Didekatinya gadis kecil yang lucu itu, dilihatnya disebelah Sinar ada bungkusan plastik, loh bukankah itu bungkusanku fikir sang repotter.

"Hai Sinar, ngapain anak kecil main disini?" repotter menyapa dengan ramahnya.

"Om lepotel ini mau tau aja ulusan olang", jiah Sinar menjawab ketus, sepertinya dia tidak suka dibilang anak kecil.

"Loh ini kan klinik nya orang gede, klo Sinar mau berobat mendingan kerumah tante Dwee aja." Lanjut repotter.

"Tuh kan sok tau lagi om lepotel, olang sinal bukan mau belobat koq...," Sinar masih menjawab dengan ketus.

"Terus ngapain dong disini?, oh ya Sinar makan apaan tuch, boleh gak om repotter minta?",

"Kata Om Hans Lahasia, gak boleh bilang siapa-siapa, Sinal makan golengan, dikasih om Hans..katanya ada orang yang ninggalin gorengan di meja, ya dalipada mubalik mendingan di makan sama sinal aja....om mau juga? neh tinggal cabenya aja." Kali ini Sinar berkata sambil menjulurkan lidahnya.

"Mubazir kali sinarrr...ow jadi Om Hans yang kasih Sinar gorengan itu, terus Om Hans nya mana?" sang repotter pun bertanya keheranan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun