Sayangku Erika,
Malam tadi aku tidur di studio. Aku pikir aku bisa menangkap basah orang atau hantu yang selalu diam-diam masuk ke studio, tapi ternyata aku salah, Erika. Aku menemukan sebuah kenyataan yang sangat berbeda.
Sekitar pukul tiga pagi aku tiba-tiba terbangun dari tidurku. Hal pertama yang kucium ketika terbangun adalah bau cat dan turpentine. Tidak aneh, sebab aku memang tidur di studio. Tapi ketika aku membuka mata, hal yang aneh baru muncul. Ternyata aku sedang duduk di depan kanvas, tangan kananku memegang kuas, dan tangan kiriku memegang palet. Kau tahu apa maksudnya? Jadi selama ini aku melukis sambil tidur! Kau pasti sering mendengar tentang orang yang berjalan dalam tidur, tapi yang kulakukan lebih dari itu! Aku mencampur cat, mengoleskan kuas, melukis, bahkan membersihkan kuas dan palet setelah selesai…, semuanya dalam keadaan tidur! Itulah hipotesisku yang paling kuat.
Dan yang membuatku terperanjat adalah lukisan itu. Sekarang aku sadar siapa sosok manusia yang sedikit demi sedikit muncul di lukisan itu, di lukisan yang (mungkin) kubuat tanpa sadar. Ia adalah kamu, Sayang. Aku melukis kamu, melukis Erika-ku tanpa sadar, bahkan dalam keadaan tidur.
Itu tidak membuatmu tersipu?
Ya aku paham, ini SAMA SEKALI bukan hal yang romantis, malah lebih terkesan menakutkan. Serindu itukah aku padamu sampai kondisi kejiwaanku jadi seperti ini? Aku sungguh tidak menyangka. Mungkin teori tentang alam bawah sadar yang dulu pernah kubaca itu memang benar ya? Kalau memang begitu, berarti sekarang aku paham lukisan semacam apa yang akan kubuat. Aku berjanjai akan segera kuselesaikan.
Tidak sabar bertemu denganmu.
————————————————————————————————
(Minggu, 23 Januari)
Sayang,
Ini agak aneh. Tadi pagi, Pak Anas bilang kepadaku kalau semalam ia melihatku berjalan sambil tidur. Itu sih kita sudah tahu.