Mohon tunggu...
Rivai Muhamad
Rivai Muhamad Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Gemar menulis fiksi, menggambar, melukis, dan membaca. Mahasiswa jurusan seni rupa di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Satu Lukisan Terakhir

5 Juni 2011   11:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:50 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Senin, 10 Januari)

Dear My Love Erika,

Berita gembira! Ada berita gembira! Sebenarnya bukan berita yang luar biasa sih. Aku menemukan tube hijau yang hilang itu! Anehnya, tube itu kutemukan terselip di sela-sela tumpukan lukisanku yang lama, tepat di sebelah lukisan “Girl in The Spotlight”. Kau masih ingat lukisan itu kan? Itu adalah satu dari sedikit lukisanku yang mengambil objek manusia. Itu adalah sebuah lukisan tentang kamu. Aku ingat, pertama kali aku melukisnya adalah sesaat setelah aku menonton pertunjukkan drama yang kauperankan. Waktu itu aku bertanya-tanya, siapakah salah satu pemeran wanita dengan gerak tubuh yang lentur itu? Pertunjukanmu benar-benar membuatku terkesan, meskipun aku tidak pernah mendalami seni pertunjukan. Sesampainya di studio, aku segera melukiskan gerakanmu, garis-garis dinamis dan pantulan cahaya yang seperti mengandung sihir. Mungkin yang kurasakan waktu itu hanyalah kekaguman, tapi tidak lagi ketika akhirnya aku menemukan nomor teleponmu: saat itu aku mulai jatuh cinta padamu.

Haha. Aku tak ingin terlalu lama bernostalgia. Kau pernah bilang bahwa mengingat-ingat masa indah yang sudah lalu adalah seperti orang yang kehabisan ide untuk menciptakan masa depan yang lebih indah. Aku sedang tidak berminat membahas masa depan sekarang, tapi aku juga tak mau bergelimang dengan masa lalu. Aku hanya ingin mengeluh dengan apa yang sedang kukerjakan. Entah kenapa lukisan yang sedang kubuat ini tidak bisa terasa pas. Keahlianku sepertinya menurun, entah apakah ada hubungannya dengan melemahnya ingatan. Seringkali ketika aku menyapukan kuas ke atas kanvas, tanganku seperti bergerak di luar kendali. Rasanya ada yang salah dengan otot-otot di lenganku. Hendra, salah seorang temanku, menyarankan aku untuk beristirahat selama beberapa hari. Katanya, mungkin tanganku keseleo karena terlalu sering melukis, dan ia mengajakku berkemah selama lima hari, mulai dari besok.

Sebenarnya aku ingin meminta pendapatmu tentang tawaran Hendra itu, tapi berhubung waktunya sudah terlalu dekat, akhirnya aku menyetujui ajakan itu. Mudah-mudahan saja ini akan jadi refreshing yang bagus untuk tanganku. Sebab kalau aku tak bisa mengendalikan gerakan tanganku, akan sangat sulit membuat detail-detail lukisan.

Aku janji, sepulang berkemah aku akan menulis surat lagi. Miss you, Darling.

———————————————————————————————–

( Minggu, 16 Januari)

Dear Erika,

Gawat! Seseorang mencoret-coret lukisanku! Benar-benar kacau, ini benar-benar mengacaukan pekerjaanku.

Kau ingat suratku sebelumnya? Ya, aku menghabiskan lima hari untuk berkemah bersama Hendra dan teman-teman yang lain, dan ketika aku pulang, aku sudah terlalu lelah sehingga aku langsung tidur tanpa sempat mengunjungi studio. Esok siangnya aku datang ke studio dan menemukan lukisanku sudah berubah! Bukan lagi tube cat yang hilang atau berpindah, tapi ada coretan-coretan tidak dikenal di atas kanvasku! Tentu saja aku marah. Siapa orang iseng yang bisa-bisanya berbuat ini, padahal pintu studioku terkunci dengan baik? Pikirku, siapa lagi kalau bukan orang yang memiliki kunci?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun