"Jo, selamat ya udah jadian sama Estrella. Tinggallah di sini para barisan patah hati, hiksss...." candaku.
"Yah, cinta kan tidak harus memiliki, kak Manda..."
Haha, lebay ah.
Dan seperti yang sudah aku duga, setelah itu dia sibuk dengan teman ngobrolnya. Sebelum air mataku tumpah, aku permisi pada mereka. Dua tahun setelah itu dia dan Estrella menikah.
Jonathan, di Jakarta ...
Akhirnya hari itu datang juga. Hfffff .... Berat sekali rasanya mau bangun. Hhhh, ayo Jo, mandi segera. Kamu naik pesawat pagi. Sejam lagi harus sudah di bandara. Untunglah rumahku dekat dengan bandara.
Seperti mimpi rasanya bisa berkunjung ke Tarakan. Kotanya si Amanda. Pdt. Adrie mengundangku membawakan ceramah natal di sana. Kupikir tak ada salahnya aku terima permintaan mereka, kebetulan aku juga belum pernah ke sana. Aneh juga, Papua yang jauhnya minta ampun saja sudah aku datangi berkali-kali. Tapi, Kalimantan baru kali ini.
Semoga aku tidak kenapa-kenapa kalau bertemu Manda nanti. Tolong aku ya Tuhan. Jangan ada yang mengganggu konsentrasiku berkhotbah nanti.
Usai ibadah Natal....
Jemaat saling bersalaman. Jonathan bangkit dari kursinya, ia menyalami semua orang yang ada di dekatnya. Belum dilihatnya Amanda. Pembawa acara melalui pengeras suara meminta kepada Jonathan dan segenap panitia berfoto bersama. Posisi Jonathan sudah diatur agar berdiri di tengah-tengah, lalu sekumpulam orang saling mencari posisinya masing-masing. Mereka berderat dua baris. Baris depan duduk, baris belakang berdiri.
Dari kejauhan Amanda berlari-lari kecil menghampiri barisan orang yang hendak berfoto lalu berdiri di samping Jonathan.