Guru : Judul bukunya apa tadi ?
Wildan : Teka -- teki si tanduk tunggal.
Guru : Penerbit nya siapa ?
Wildan : CV Selaka ( membenarkan tulisannya dan mengucapkan karena merasa apa yang telah diucapkan sebelumnya salah )
Guru : CV Selaka Publishing
Wildan : Publishing
Dari contoh diatas dapat disimpulkan bahwa Wildan mengetahui bahwa apa yang diucapkan nya adalah salah. Namun, ia enggan untuk membenarkan apa yang sudah ia katakan karena ia merasa lawan bicaranya ini sudah tau bagaimana cara pengucapan yang benar.Â
Kemudian, ketika guru menanyakan kembali tentang judul buku yang telah dibahas, Wildan dapat menjawabnya dengan benar. Namun, dalam pertanyaan mengenai penerbit sebuah buku Wildan dapat mengetahui bahwa jawaban tentang penerbit buku tersebut adalah apa yang diucapkan sebelumnya salah. Maka, ia pun membenarkan dan mengucapkannya kembali.
4. Pemantauan Diri ( Self-Monitoring )
Pemantauan diri ini adalah tahapan komunikasi bahwa si pembicara akan sensitif terhadap bahasa yang diproduksi lalu, dapat mengetahui kesalahan yang di ucapkan dan membenarkannya. Pada tahapan terakhir ini hampir sama dengan artikulasi. Kita bisa melihat pada contoh artikulasi tadi bahwa si Wildan mampu mengontrol atau mengoreksi kesalahan dalam pengucapan bunyi bahasa. Pemantauan diri ini akan terjadi tidak hanya dapat dilakukan oleh lawan biacar saja, tetapi dapat juga dilakukan oleh diri sendiri ketika kita mengetahui bahwa pengucapan bahasa yang diproduksi itu salah.
B. Cara Berbahasa Anak Penyandang Autisme