Perkembangan bahasa komunikasi anak dinilai sangat penting (Aprilia, 2014), mengatakan dengan menjalin komunikasi yang baik bahasa pertama adalah bahasa ibu, sehingga penerimaan bahasa pertama berjalan dengan baik dan lancar maka bahasa kedua, ketiga atau bahkan keempat akan diterima bagus untuk anak-anak.Â
Setiap ayah atau ibu ingin memiliki bayi dengan kondisi bawaane stapi kenyataannya kelahiran bayi tidak seperti yang diharapkan para orang tua, kondisinya sangat bervariasi. Salah satunya adalah autisme. Anak autis memiliki keadaan khusus (Sicilliya, 2013) mengatakan bahwa Orang dengan gangguan perilaku atau orang dengan autisme tertarik pada hal-hal yang Anda sukai, perubahan suasana hati dibandingkan dengan anak normal.
Menurut safaria ( 2005:1) autisme itu merupakan ketidakmampuan seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain dikarenakan adanya ganggu berbahasa yang ditujukan pada keterlambatan dalam penguasaan bahasa, ecocalia, mutism, pembalikan kalimat, adanya aktivitas bermain yang repetitif dan stereotipik, rute ingatan yang kuat dan adanya keinginan obsesif dalam mempertahankan keteraturan dalam lingkungan nya.Â
Akan tetapi, Kemajuan teknologi pada era society 5.0 ini sangat berkaitan dengan komunikasi pada setiap individu, sehingga dalam hal ini pula bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan pola komunikasi yang baik dan benar. Hal ini sangat berkaitan dengan anak yang menyandang status gangguan berbahasa seperti autis. Anak yang penyandang autisme pun dapat bergabung ke dalam dunia teknologi society 5.0 dengan mengembangkan kompetensi, salah satunya adalah dalam berbahasa. Ada beberapa faktor penyandang autisme, itu dikarenakan adanya asuhan orang tuanya ataupun keluarga nya dan terdapat kesalahan atau gangguan organik.Â
Seperti yang dikatakan (Aprilia, 2014) ia mengatakan bahwa anak penyandang autisme ini diakibatkan karena salah satu pola asuh yang dilakukan orang tua atau keluarga yang membuat anak penyandang autisme ini memiliki masalah atau gangguan terhadap saraf yang terdapat pada otak atau dapat kita kenal sebagai susunan saraf pusat ( SSP ). Gejala - gejala SSP ini dapat timbul pada anak dan bisa juga terjadi pada saat sang anak berada dalam kandungan ibunya ataupun ketika sang anak masih berusia sekitar empat sampai enam bulan.Â
Oleh karena itulah, dengan adanya gangguan sistem organik yang berada di dalam otak atau gangguan pada susunan saraf pusat yang membuat anak penyandang autisme mengalami kesulitan dalam berbahasa baik yang bersifat komprehensif dalam aspek semantis, fonologis, dan juga dari aspek sintaksisnya.
Pembahasan
A.Autisme
Autisme adalah gangguan perilaku yang terjadi pada saat perkembangan anak -- anak. Anak yang memiliki status penyandang autisme akan memiliki perilaku yang dominan menyukai aktivitas dari mental nya sendiri dan mereka akan lebih suka berhalusinasi dan melamun.Â
Autisme ini juga merupakan gangguan perkembangan yang sangat berat bagi seorang anak, itu dikarenakan dapat mempengaruhi cara interaksi sosial, cara berbahasa atau komunikasi, dan pengulangan tingkah laku mereka. Hal yang menyebabkan autisme ini terjadi masih menjadi suatu misteri di dalam dunia kedokteran. Adapun yang mengatakan bahwa penyebab autisme ini adalah adanya gangguan pada sistem saraf pusat ( SSP ).Â
Kelainan sistem saraf ini merupakan perkembangan dan pertumbuhan saraf otak yang tidak sempurna. Hal ini bisa terjadi pada saat umur kehamilan yang masih muda dan pada saat sel -- sel otak dalam proses pembentukan seperti yang dikatakan oleh ( Widiastuti, 2014 ) ia mengatakan bahwa pemeriksaan dengan menggunakan alat khusus yaitu Magnestic Resonance Imaging ( MRI ) menampilkan bahwa adanya kerusakan pada otak yang disebut sebagai limbik sistem atau pusat sistem yang mengatur Terjadi nya suatu emosi pada sang anak.