Tiga Kerangka Dasar dalam umat Hindu terhadap kepercayaan terhadap Tuhan adalah Tattwa sebagai filsafat keagamaan dan kepercayaan, Susila dipercaya berkaitan penuh dengan etika kita sebagai umat manusia, serta Upacara hal terakhir yang dianggap sebagai media dalam kegiatan keagamaan. Ketiga hal ini tidak dapat dipisahkan, kemudian menghasilkan keyakinan terhada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Ketiganya harus beriringan selalu agar masyarakat Hindu dapat mencapai "Mokshartham Jaghaditha Ya Ca Iti Dharma" atau kedamaian dan keharmonisan alam semesta dalam mencapai pembebasan.
3. Tri Hita Karana
     Istilah Tri Hita Karana tidak asing didengar oleh masyarakat Indonesia, khususnya di bali. Tri Hita Karana adalah tiga penyebab kebahagiaan dalam melaksanakan kehidupan di bumi. Pada zaman global ini, konsep Tri Hita Karana berkaitan erat dengan perkembangan teknologi dan kepercayaan terhadap Tuhan. Pada Parahayagan yaitu hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia bisa menggunakan teknologi sebagai alternatif pembelajaran dan media mendekatkan diri terhadap Tuhan. Contohnya, menggunakan gadget untuk mengakses ilmu tentang cara melakukan Gerakan Yoga, mencari tempat-tempat persembahyangan, dan sebagainya. Dalam Pawongan yaitu hubungan antara manusia dengan manusia seperti melakukan kegiatan Bhakti Sosial menggunakan infomasi teknologi dalam mencari tempat-tempat yang layak untuk berderma. Dan yang terakhir yaitu Palemahan, hubungan antara manusia dengan lingkungan. Contohnya yaitu penggunaan gadget untuk mepublikasikan dan merangkup informasi tentang tempat-tempat dalam melakukan kegiatan Gotong Royong dan sebagainya.
BAGAIMANA UPAYA TEKNOLOGI DALAM MENGENALKAN BRAHMA VIDYA?
     Perkembangan teknologi, akan membantu menyebarkan informasi tentang Brahma Vidya atau pengetahuan tentang kepercayaan kepada Tuhan di dunia media digital agar lebih mudah dan praktis. Contoh upaya-upayanya sebagai berikut:
a.Menyebarkan video-video bersifat kerohanian di dunia media sosial.
b.Mencetak infromasi tentang pengetahuan keagamaan berdasarkan kitab suci Veda ke platform media cetak dan media internet.
c.Melakukan metode pembelajaran Brahma Vidya berbasis digital seperti melalui situs-situs google, dan melalui video YouTube.
d.Memberikan aturan-aturan tertentu dalam pencarian sumber Brahma Vidya, agar masyarakat tidak semena-mena dalam menyebarkan informasi keagamaan dan tetap memiliki sikap toleransi yang utuh.
e.Teknologi memberikan akses kepada publik terhadap sumber materi Brahma Vidya, agar khalayak luas dapat mengetahui sejarah Agama Hindu serta kebudayaanya.
KESIMPULAN
     Brahma Vidya ialah suatu terapan atau cara yang dikatakan sebagai pengetahuan untuk mempelajari tentang keberadaan Tuhan. Sejarah awalnya Brahma Vidya dimulai sejak zaman Weda yang melahirkan sebuah tradisi Vedanta dan mulai di zaman Upanisad pada tahun 500 hingga 800 Sebelum Masehi, bahkan kebudayaan-kebudayaan yang dihasilkan masih dijalankan sampai sekarang. Terdapat berbagai jenis Brahma Vidya seperti Monoteisme, Polyteisme, Henoteisme, Dinamisme, Animisme, Tetonisme, Paneteisme, dan Panteisme. Hubungan antara era globalisasi dengan Brahma Vidya berkaitan satu sama lain dan dalam perkembangan teknologi saat ini tidak lepas kaitannya dengan Tri Pramana, Tri Hita Karana, serta 3 Kerangka Dasar Agama Hindu. Disamping itu, teknologi bermanfaat besar dalam mengupayakan pengenalan Brahma Vidya kepada  untuk mengakses informasi.
Â
DAFTAR PUSTAKA
Nuwardani, Paristiyani. 2016. Pendidikan Agama Hindu Untuk Perguruan Tinggi. Direktorat Jenderal Pembelajaran Kemahasiswaan: Bali, Dalam: https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/mkwu/4-PendidikanAgamaHindu.pdf
(Diakses pada tanggal 24 Maret 2023)
Astraguna, I Wayan. 2020. Keesaan Tuhan dalam Pandangan Agama Hindu. Kementerian Agama Republik Indonesia: Bali. Dalam: https://kemenag.go.id/read/keesaaan-tuhan-dalam-pandangan-agama-hindu-jjedp Â
(Diakses pada tanggal 24 Maret 2023)