Mohon tunggu...
Risma Klaudia
Risma Klaudia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNDIKSHA

Saya memiliki hobi menyanyi dan berenang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Brahma Vidya di Era Globalisasi

24 Maret 2023   20:58 Diperbarui: 25 Maret 2023   05:00 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

TUGAS

Membuat Artikel Ilmiah Populer dengan gagasan "Ketuhanan Dalam Hindu/Brahma Vidya"

Artikel:

MENGENAL BRAHMA VIDYA DI ERA GLOBALISASI

(Risma Klaudia; Universitas Pendidikan Ganesha)

Kata Kunci: Brahman, Brahma, Brahma Vidya, Tuhan, Ketuhanan, Theisme, Teknologi, Mengenal, Era Globalisasi, Wyapi Wyapaka, Tri Pramana, Tattwa, Susila, Upakara.

ABSTRAK

          Artikel ini membahas tentang Konsep Keprcayaan terhadap Ketuhanan atau Brahma Vidya menurut Umat Hindu dan kaitannya dengan era globalisasi saat ini. Berdasarkan penggunaan teknologi yang ada, Konsep-konsep Brahma Vidya tetap mengiringi kehidupan manusia sehingga pengenalan budaya dan kepercayaannya tersalurkan melalui media teknologi. Konsep-konsep ini akan memberikan pemahaman terkait bagaimana menjadi umat beragama yang tepat di zaman yang sedang terobang-ambing masuknya kebudayaan barat, terlebih khusus terhadap umat Hindu. Namun, pada penekanannya akan dipaparkan mengenai pengertian dan sejarah Brahma Vidya, jenis-jenis Brahma Vidya, konsep-konsep Brahma Vidya, dan beberapa upaya dalam penggunaan teknologi yang berkaitan dengan penyebaran atau akses informasi Brahma Vidya yang baik. Dengan ini, akan membantu kehidupan masyarakat Hindu dalam mengenal lebih jauh tentang apa sih Brahma Vidya itu.

PENDAHULUAN

          Teknologi berperan penting dalam membantu segala aktivitas kehidupan manusia. Perkembangan teknologi mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, salah satunya dalam Agama dan Budaya. Istilah Brahma Vidya cukup asing terdengar di khalayak masyarakat. Padahal, Pengetahuan tentang Brahma Vidya adalah ilmu yang dilakukan setiap hari oleh manusia. Brahma Vidya sebagai ilmu yang menerapkan tentang kepercayaan kepada Tuhan, saat ini belum sepenuhnya tersebar luas dan tidak sedikit orang memiliki pandangan bahwa ilmu keagamaan hanya dapat dipelajari jika melalui Kitab Suci atau Veda. Padahal, saat ini teknologi berkembang pesat dan mampu mencantumkan banyak hal terkait sumber-sumber ilmu keagamaan yang ada. Dalam menyikapi hal ini, penulis membuat artikel tentang mengenal Brahma Vidya di era Globalisasi, agar masyarakat dapat mengetahui tentang apa sih Brahma Vidya itu? Bagaimana hubungannya dengan teknologi dan era globalisasi saat ini? Untuk itu, simak pembahasan materi berikut!

PEMBAHASAN


 

APA ITU BRAHMA VIDYA?

          Brahma Vidya adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kepercayaan terhadap Tuhan. Kata "Brahma" dalam Brahma Vidya memiliki arti "Brahman" yaitu tingkatan paling tinggi dalam kepercayaan umat Hindu. Brahman tersebut dipercaya serta dianggap sebagai Jiwa yang menyatu dengan Tuhan dan Tuhan terdapat di setiap jiwa. Hal tersebut menjunjung kata Brahman yang bermakna Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, mengungkap kata Vidya berasal dari Bahasa Sanskerta yaitu "Vid" yang berarti ilmu atau pengetahuan. Sehingga, makna dari Brahma Vidya ialah suatu terapan atau cara yang dikatakan sebagai pengetahuan untuk mempelajari tentang adanya Tuhan di kehidupan ini.

SEJARAH SINGKAT BRAHMA VIDYA

          Sejarah awalnya Brahma Vidya dimulai sejak zaman Weda yang melahirkan sebuah tradisi publik Vedanta yaitu kebudayaan dalam mempercayai adanya suatu Tuhan dan Tuhan hanyalah satu. Veda sendiri merupakan kitab suci umat Hindu yang disusun oleh Rsi-Rsi dan dianggap sebagai sabda Tuhan atau pendengar Wahyu Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Para Rsi kemudian menuliskan wahyu atau "Pesan Tuhan" tersebut ke dalam lampiran-lampiran kitab Suci dan dijadikan satu publik Kitab Suci Veda. Dunia berkembang dengan cepat dan Brahma Vidya mulai publik di zaman Upanisad pada tahun 500 hingga 800 Sebelum Masehi dan bahkan kebudayaan-kebudayaan yang dihasilkan masih dijalankan hingga saat ini.

JENIS-JENIS BRAHMA VIDYA APA AJA SIH?

          Kepercayaan terhadap Tuhan biasanya disebut dengan Teisme. Kata Teisme berasal dari bahasa Yunani yaitu "Theos" yang berarti Tuhan. Dalam ajaran Hindu, penguasa tertinggi disebut dengan Brahman. Sehingga, hubungan antara kata Tuhan dan Brahman adalah sama. Dalam Brahma Vidya, terdapat beberapa jenis yang dinyatakan atau dijadikan sebagai Budaya dalam kehidupan masyarakat beragama Hindu, diantaranya sebagai berikut:

1.Monoteisme

          Kata monoteisme terdiri dari dua kata yaitu Mono dan Teisme. "Mono" memiliki arti satu dan "Teisme" berarti Tuhan. Jadi, monoteisme ialah suatu kepercayaan terhadap satu Tuhan. Contohnya seperti masyarakat yang memeluk satu buah kepercayaan saja yaitu Agama Hindu, Agama Islam, dan sebagainya.

2. Politeisme

          Politeisme sendiri, berasal dari kata Poli yang berarti banyak atau lebih dari dua. Kepercayaan Politeisme ini, biasanya dilakukan oleh masyarakat dengan sifat persatuan dan toleransi yang tinggi. Contohnya masyarakat yang mengikuti atau menyembah Tuhan lebih dari dua penyebutannya. Seperti, seseorang yang menikah dan tetap menganut dua agama yang berbeda yaitu Hindu yang memuja Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan Agama Kristen yaitu menyembah Tuhan Yesus.

3. Henoteisme

          Henoteisme merupakan kepercayaan terhadap Tuhan dalam wujud manifestasi pencipta, pemelihara, dan pelebur dunia. Contohnya di dalam Hindu, mempercayai adanya Dewa-Dewa sebagai manifestasi Tuhan menjaga keutuhan alam seperti Dewa Brahma, Dewa Wisnu, Dewa Siwa, Dewi Saraswati, Dewa Ganesha, dan sebagainya.

Dengan adanya kepercayaan terhadap Tuhan di dalam ajaran Hindu, menimbulkan suatu kebudayaan sejak jaman nenek moyang. Diantaranya sebagai berikut:

1.Dinamisme

          Dinamisme menggambarkan kepercayaan masyarakat, terlebih khusus masyarakat Hindu terhadap roh-roh suci. Contohnya kita percaya dengan adanya roh para leluhur sebagai wujud rasa terimakasih atas peninggalan-peninggalan dan jasa yang telah ditinggalkan. Dalam ajaran Hindu, Dinamisme juga termasuk di dalam Dewa Yadnya, Pitra Yadnya, dan Bhuta Yadnya.

2. Animisme

          Animisme merupakan suatu kepercayaan terhadap benda-benda yang ada di alam semesta. Benda-benda ini, dipercaya memiliki ikatan batin terhadap manusia, lingkungan, dan dianggap hidup atau memiliki jiwa. Sehingga, umat Hindu percaya bahwa tidak hanya makhluk hidup yang harus dijaga, tetapi juga harus merawat benda-benda mati. Salah satu contohnya adalah Batu. Baru diibaratkan sebagai sesuatu yang menahan, menumpu, dan menyokong manusia di atas permukaan Bumi. Selain itu, dalam umat Hindu juga memuja sebuah batu yang di kreasikan bertentuk Arca Dewa-Dewi sebagai  ublic  penghormatan. Contoh lainnya seperti senjata-senjata leluhur keris, cincin, dan sebagainya.

3. Totemisme

          Kebudayaan Totemisme sering dilakukan oleh banyak orang. Totemisme merupakan suatu kepercayaan terhadap keberadaan Tuhan yang mengikat pada makhluk-makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan. Kepercayaan Totemisme sendiri biasanya dilakukan sebagai wujud persembahan dan pemeliharaan alam semesta dalam menjalani kehidupan. Contohnya dalam umat Hindu, kita melaksanakan Tumpek Uduh atau Hari Raya Tumbuh-tumbuhan pada wuku Wanita di Hari Sabtu dan Tumpek Uye atau Hari Raya Kandang yaitu hewan-hewan pada wuku Uye di Hari Sabtu.

Setelah mempelajari jenis-jenis kepercayaan dan kebudayaan terhadap adanya Tuhan, muncul dua istilah kepercayaan kepada Tuhan atas manifestasinya secara umum yaitu:

1.Paneteisme

          Paneteisme berasal dari kata "Pan" yang artinya semua dan "En" artinya di dalam. Sehingga, Panteisme artinya semua hal-hal yang ada di dunia berada di dalam Tuhan. Contohnya dalam Hindu, kita percaya akan adanya Tuhan disetiap objek yang ada di dunia. Karena, setiap objek tersebut secara alaminya dibentuk atau dibuat oleh Tuhan seperti dalam Hindu yaitu terdapat pada ajaran Bhuana Alit dan Bhuana Agung.

2. Panteisme

          Untuk mempertegas dari Paneteisme, Istilah Panteisme sendiri muncul dan berarti Segalanya adalah Tuhan. Contohnya kita mempercayai Alam Semesta dibuat dan direncanakan oleh Tuhan, dan kehidupan ini dibuat oleh Tuhan sesuai dengan alurnya untuk menjalankan ajaran Dharma.

HUBUNGAN TEKNOLOGI DENGAN KONSEP BRAHMA VIDYA

          Kemajuan teknologi menjadi alternatif dalam memperkenalkan berbagai macam kebudayaan. Saat ini, manusia tidak lepas dari genggaman gadget dan mempelajari segala sesuatu melalui situs-situs media sosial. Era globalisasi berkembang pesat dari tahun ke tahun, sehingga tidak sedikit budaya dan etika yang ditinggalkan masyarakat khususnya di Indonesia. Dalam hal ini, terdapat hubungan antara era Globalisasi dengan Brahma Vidya sebagai berikut:

1. Menyatukan keberagaman dan kepercayaan masyarakat Contohnya, dengan adanya teknologi kita dapat mengetahui tentang budaya-budaya keagamaan. Hal tersebut, akan mampu meningkatkan toleransi dan meningkatkan potensi pengenalan kebudayaan terhadap khalayak luas. Misalnya, Budaya ogoh-ogoh yang ada di Bali.

2. Memberikan pengenalan tentang konsep bahwa Tuhan itu satu. Hindu memiliki beragam sebutan terhadap Tuhannya berdasarkan manifestasinya. Seperti sebutan Dewa-Dewi yang memiliki fungsi atau tugas tertentu. Namun, dibalik itu tetap dijelaskan dalam Sastra Veda dalam Upanisad IV.

          Bahwa: sebenarnya Tuhan itu adalah satu "Ekam evam adwityam Brahma", setiap hal di dunia terdapat Tuhan, dan Tuhan ada di mana-mana ("Wyapi Wyapaka").

Dalam mempelajari hal ini, melalui teknologi akan diberikan peringatan-peringatan serta pengetahuan tentang Konsep Ketuhanan, agar manusia tidak lepas dari kewajibannya sebagai umat beragama.

3. Teknologi sebagai media penyebaran dan mengakses pengetahuan tentang Ketuhanan yang benar. Teknologi saat ini, mampu memudahkan penggunanya dalam memperoleh informasi-informasi terbaru terkait dengan ilmu keagamaan. Contohnya, dalam mengakses Brahma Vidya dalam ajaran Hindu, dan Kebudayaan apa saja yang mampu mempersatukan bangsa saat ini. Contoh lainnya dalam penggunaan aplikasi tiktok, tidak sedikit video-video kerohanian diposting oleh umat beragama, dengan tujuan untuk mengenalkan dan memberi tahu khalayak luas bahwa Tuhan itu ada. Kemudahan akses dalam jejaring sosial saat ini, sangat cepat mengenalkan segala sesuatu kepada dunia.

          Dari ketiga hubungan tersebut, menjelaskan bahwa Teknologi di era Globalisasi bermanfaat pentig terhadap pengenalan Brahma Vidya. Pada dasarnya teknologi menjadi media penyalur atau penghubung pengetahuan Brahma Vidya dan penerapan Brahma Vidya sendiri menjadi sumber pengetahuan dalam pemanfaatan teknologi yang baik.

KONSEP-KONSEP BRAHMA VIDYA DI ERA GLOBALISASI

          Setelah mengetahui hubunganantara pemanfaatan teknologi dalam Brahma Vidya, dapat ditemukan konsep-konsep yang terkandung dan bersifat keagamaan, diataranya:

1.Tri Pramana

          Tri Pramana adalah tiga kekuatan dalam kehidupan untuk meyakini dan mengetahui tentang adanya sesuatu. Tri Pramana terdiri dari Pratyaksa Pramana yaitu cara mengetahui kebenaran secara langsung melalui panca indra seperti melihat bunga, merasakan udara sejuk, dan sebagainya. Kemudian terdapat Anumana Pramana yaitu cara mengetahui sesuai atau kebenaram dengan melihat tanda-tanda tertentu atau gejala berdasarkan perhitungan logika yang masuk akal seperti ada bau masakan artinya ada yang sedang memasak, karena ada asap yang mengepul artinya terdapat api besar, dan sebagainya. Ketiga, Agama Pramana ialah cara mengetahui tentang sesuatu atau kebenaran dengan mempercayai sumber-sumber keagamaan yang ada misalnya adanya Kitab Suci, adanya Jero mangku, Jero Balian, Para Rsi, dan lain-lain. Agama Pramana dipercaya juga sebagai konsep dalam mempercayai adanya Tuhan Yang Maha Esa. Konsep Tri Pramana ini, sedang dilakukan oleh masyarakat dan menjadi kepercayaan yang kita lakukan di era globalisasi.

2.  Tiga Kerangka Dasar Umat Hindu

          Tiga Kerangka Dasar dalam umat Hindu terhadap kepercayaan terhadap Tuhan adalah Tattwa sebagai filsafat keagamaan dan kepercayaan, Susila dipercaya berkaitan penuh dengan etika kita sebagai umat manusia, serta Upacara hal terakhir yang dianggap sebagai media dalam kegiatan keagamaan. Ketiga hal ini tidak dapat dipisahkan, kemudian menghasilkan keyakinan terhada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Ketiganya harus beriringan selalu agar masyarakat Hindu dapat mencapai "Mokshartham Jaghaditha Ya Ca Iti Dharma" atau kedamaian dan keharmonisan alam semesta dalam mencapai pembebasan.

3. Tri Hita Karana

          Istilah Tri Hita Karana tidak asing didengar oleh masyarakat Indonesia, khususnya di bali. Tri Hita Karana adalah tiga penyebab kebahagiaan dalam melaksanakan kehidupan di bumi. Pada zaman global ini, konsep Tri Hita Karana berkaitan erat dengan perkembangan teknologi dan kepercayaan terhadap Tuhan. Pada Parahayagan yaitu hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia bisa menggunakan teknologi sebagai alternatif pembelajaran dan media mendekatkan diri terhadap Tuhan. Contohnya, menggunakan gadget untuk mengakses ilmu tentang cara melakukan Gerakan Yoga, mencari tempat-tempat persembahyangan, dan sebagainya. Dalam Pawongan yaitu hubungan antara manusia dengan manusia seperti melakukan kegiatan Bhakti Sosial menggunakan infomasi teknologi dalam mencari tempat-tempat yang layak untuk berderma. Dan yang terakhir yaitu Palemahan, hubungan antara manusia dengan lingkungan. Contohnya yaitu penggunaan gadget untuk mepublikasikan dan merangkup informasi tentang tempat-tempat dalam melakukan kegiatan Gotong Royong dan sebagainya.

BAGAIMANA UPAYA TEKNOLOGI DALAM MENGENALKAN BRAHMA VIDYA?

          Perkembangan teknologi, akan membantu menyebarkan informasi tentang Brahma Vidya atau pengetahuan tentang kepercayaan kepada Tuhan di dunia media digital agar lebih mudah dan praktis. Contoh upaya-upayanya sebagai berikut:

a.Menyebarkan video-video bersifat kerohanian di dunia media sosial.

b.Mencetak infromasi tentang pengetahuan keagamaan berdasarkan kitab suci Veda ke platform media cetak dan media internet.

c.Melakukan metode pembelajaran Brahma Vidya berbasis digital seperti melalui situs-situs google, dan melalui video YouTube.

d.Memberikan aturan-aturan tertentu dalam pencarian sumber Brahma Vidya, agar masyarakat tidak semena-mena dalam menyebarkan informasi keagamaan dan tetap memiliki sikap toleransi yang utuh.

e.Teknologi memberikan akses kepada publik terhadap sumber materi Brahma Vidya, agar khalayak luas dapat mengetahui sejarah Agama Hindu serta kebudayaanya.

KESIMPULAN

          Brahma Vidya ialah suatu terapan atau cara yang dikatakan sebagai pengetahuan untuk mempelajari tentang keberadaan Tuhan. Sejarah awalnya Brahma Vidya dimulai sejak zaman Weda yang melahirkan sebuah tradisi Vedanta dan mulai di zaman Upanisad pada tahun 500 hingga 800 Sebelum Masehi, bahkan kebudayaan-kebudayaan yang dihasilkan masih dijalankan sampai sekarang. Terdapat berbagai jenis Brahma Vidya seperti Monoteisme, Polyteisme, Henoteisme, Dinamisme, Animisme, Tetonisme, Paneteisme, dan Panteisme. Hubungan antara era globalisasi dengan Brahma Vidya berkaitan satu sama lain dan dalam perkembangan teknologi saat ini tidak lepas kaitannya dengan Tri Pramana, Tri Hita Karana, serta 3 Kerangka Dasar Agama Hindu. Disamping itu, teknologi bermanfaat besar dalam mengupayakan pengenalan Brahma Vidya kepada  untuk mengakses informasi.

 

DAFTAR PUSTAKA

Nuwardani, Paristiyani. 2016. Pendidikan Agama Hindu Untuk Perguruan Tinggi. Direktorat Jenderal Pembelajaran Kemahasiswaan: Bali, Dalam: https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/mkwu/4-PendidikanAgamaHindu.pdf

(Diakses pada tanggal 24 Maret 2023)

Astraguna, I Wayan. 2020. Keesaan Tuhan dalam Pandangan Agama Hindu. Kementerian Agama Republik Indonesia: Bali. Dalam: https://kemenag.go.id/read/keesaaan-tuhan-dalam-pandangan-agama-hindu-jjedp  

(Diakses pada tanggal 24 Maret 2023)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun