Mohon tunggu...
Riski Ramadan RR
Riski Ramadan RR Mohon Tunggu... Wiraswasta - I love imagination

Pekerja Serabutan [ kerjaannya banyak, bayarannya sedikit ]

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Memori Memoar 98 (Sebuah Cerita Pendek)

3 Februari 2023   20:25 Diperbarui: 20 Juli 2024   23:55 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sukma : Ambar sebenarnya bukan anak kandung ibu sama bapak.

Ambar terkejut dan kebingungan.

Di sini Sukma menjelaskan kalau Ambar bukanlah anak kandungnya melainkan anak dari sahabatnya di desa. Sukma mengeluarkan sebuah foto dari lacinya lalu memperlihatkan pada Ambar. Sukma mengatakan kalau gadis di hadapannya sangat mirip dengan perempuan di foto itu. Sukma juga meminta maaf karena baru sekarang dia memberitahu kebenaranya.

***

Setelah beberapa hari Ambar memutuskan untuk menjenguk ibu kandungnya di desa. Akhir-akhir ini dia bermimpi tentang seorang perempuan yang meminta tolong. Perempuan menyeramkan berusaha menyakiti Ambar. Entahlah, mungkin saja ini efek banyak membaca berita-berita pembunuhan di internet dan membayangkan bagaimana jika korban menggentayangi orang-orang. Khayalan Ambar mulai ke mana-mana. Sukma sudah memberitahu Ambar kalau dia tak perlu mengunjungi Laksmi ke desa. 

Karena dia yakin Laksmi telah melupakan segalanya. Lagi pula perjalanannya sangat jauh. Sukma mulai khawatir dengan keinginan Ambar. Keinginannya untuk tahu banyak hal yang sangat aneh mulai menarik perhatiannya. Ya setelah kebenaran itu Sukma ungkapkan sendiri. Setelah mengemas barang, Ambar meyakinkan kembali Sukma agar tidak terlalu khawatir.

Ambar   : Ibu jangan khawatir, Ambar bakal baik-baik aja kok. Bapak kan ada sama aku. Aku janji ngga akan lama. Sebentar lagi kan aku juga harus masuk kuliah.

Sukma   : hati- hati ya nak. Ibu sayang sama kamu, ibu nggak mau kamu terjadi apa-apa. Bapak juga harus jagain Ambar, awas kalau kenapa-kenapa.

Surya   : iya ibu, ada bapak yang selalu jagain Ambar.

Tidak lama kemudian, Ambar dan Bapak pergi setelah berpamitan dengan ibu. Ambar bernapas lega akhirnya ibu telah mengizinkannya untuk bertemu dengan Laksmi. Entahlah rasa takut ibu membuat Ambar menjadi lebih penasaran apa yang terjadi dengan mereka di desa itu tempo dulu? 

Ambar mulai memikirkan apa yang akan terjadi ketika wanita yang melahirkannnya melihat bayinya sudah menjadi dewasa seperti ini. Ibu pernah bercerita pada Ambar kalau Laksmi bahkan tidak melihat sedikit pun wajah Ambar ketika lahir. Itu membuat Ambar sangat bingung. Di setengah jalan Ambar bertanya kepada bapak tentang desa itu. Bapak memang bukan warga asli itu, dulu dia bertemu ibu di puskesmas tempat ibu bekerja. Namun setelah menikah, bapak ditugaskan di kota dan jarang kembali ke desa itu. Membuat mereka berhubungan jarak jauh selama-lama berbulan-bulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun