Mohon tunggu...
Riski Ramadan RR
Riski Ramadan RR Mohon Tunggu... Wiraswasta - I love imagination

Pekerja Serabutan [ kerjaannya banyak, bayarannya sedikit ]

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Memori Memoar 98 (Sebuah Cerita Pendek)

3 Februari 2023   20:25 Diperbarui: 20 Juli 2024   23:55 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Laksmi :    "Aku udah bikin kesalahan, mbak. Aku boleh minta tolong?"

Sukma :    "Boleh, kamu butuh apa sekarang?"

Laksmi :    "Tolong jaga bayi saya, kalau dia bersama saya dia dalam bahaya. Jangan pernah kembali. Kamu harus janji, ya?"

Laksmi kembali menangis histeris dan tanpa henti. Sukma semakin kebingungan dengan semua ini. Keadaan akan jauh lebih sulit jika hal ini terus terjadi. Sementara kakak laki-laki dari Laksmi bernama Wahyu baru saja tiba dan menanyakan keadaan Laksmi. Sukma menceritakan semuanya kepada Wahyu termasuk permintaannya untuk membawa bayi itu.

20 Tahun kemudian.

Pasangan suami-istri, Sukma dan Surya saling pandang memandang kebingungan. Yang satu mengangguk dan lagi menggelengkan kepala, pertanda kalau keduanya sangat sulit untuk mengungkapkan kebenaran pada Ambar, anak asuh mereka berusia 20 tahun. Ambar jadi kebingungan. Apa yang sedang ingin ibu, bapak bicarakan? Ambar mulai berpikir kalau ada yang tidak beres. Meja makan seolah menjadi meja pengakuan. Setelah 20 tahun hidup Ambar sangat bahagia memiliki orangtua seperti mereka yang tulus merawatnya. 

Apa rahasia yang selama ini tersembunyi? Sukma sudah berjanji kepada Laksmi untuk tidak menceritakan kebenarannya. Namun dia sangat tertekan jika Ambar tidak mengetahui ibu kandungnya sendiri. Ketika Sukma mendapat kabar dari mas Wahyu kalau Laksmi sedang sakit keras, Sukma malah makin bersalah jika terus merahasiakannya.

Sukma bersimpuh dan menangis di hadapan Ambar. Gadis itu mencegahnya dan memberikan banyak pertanyaan. Namun tidak satupun dijawab. Ambar membawa Sukma ke kamarnya dan mencoba menenangkan.

Ambar : Sebenarnya apa yang terjadi sih, bu?

Sukma : Janji sama ibu, kalau kamu gak bakal marah setelah ibu kasih tau semuanya!?

Ambar  : Aku gak mungkin marah sama ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun