''Dengan senang hati.''
       ''Ya sudah besok Aku jemput kamu, maaf Aku tidak bisa masuk sebab Aku baru dari pantai jadi kotor.'' Ujarnya sambil melihat diri sendiri.
Aku maklum dan bisa lihat bajunya yang basah dan juga kedua tanganya yang membawa kerang, penyu yang kecil diletak di plastik kotak. Dia pamit undur diri sama ayahnya juga. Setelah mereka semua jauh dari pandangan lalu kami masuk dan membantu ibu mengemasi rumah baru ini.
  "Semoga betah di rumah baru ini ya, Nun," ujar Ayah sambil memelukku.Â
   "Terima kasih ya Ayah. Nun, suka sama rumah baru ini walaupun seken tapi rumah ini layak huni dan juga mempunyai halaman yang luas," ucapku.
    "Betul Nak, kita beli sesuatu harus ukur di badan sendiri semampu kita. Oya, Kamarmu yang Ayah perbarui akan diberi chat warna pink tapi masih renovasi. Jadi Nun tidur di kamar tamu dulu ya," ucap Ayah dengan senyum berharap Aku paham lalu Aku pun angguk paham.
   Â
Ayah mengajakku ke belakang dan Aku menurut. Sampai dibelakang Ada kandang beserta kuda bewarna putih bulunya yang halus ini kuda keturunan Arab.
  "Ayah, itu kuda milik siapa?" Aku bertanya penasaran sekaligus bahagia karena Aku suka kuda.
  "Itu, kuda pemberian Kakek dulu sebelum dia meninggal dia berpesan kepada Ayah untuk memberikanya kepadamu setelah kamu tamat SMA biar Kamu bisa bawa sendiri tanpa Ayah." Jawab Ayah.
   "Nun, suka kuda?" Ayah bertanya sebelum mengeluarkan kuda dari kandang.