''Alhamdulilah kalau Nun senang, Ayah bahagia,'' sambung Ayah penuh rasa syukur walaupun rumah baru kami tak sebesar rumah kami di Kuala Lumpur.
    Setelah sampai kami turun dan Aku lihat rumah teras cat bewarna hijau daun pisang, halaman luas cocok untuk bertani, penduduk Kelantan memang banyak petani dan juga nelayan karena cuaca yang sejuk setra dekat pegunungan dan banyak tempat pelancong pergi bersiar disini.
  Ayah masih mengobrol dengan temanya tadi sedangkan Aku mengekori ibuku yang sudah meminta izin kepada Ayah dan temanya untuk cek keadaan dalam rumah baru mereka, beli seken atau rumah sudah dihuni sebelumnya.
    "Bu, apakah nanti akan diadakan reauni kampung Ayer Limau untuk menyambut kita penghuni baru ini?'' tanyaku penasaran.
     ''Tak tahu Ibu semua itu Ayahmu yang urus,''jawab ibu.
     ''Nun, kemari Nak ada jiran kita mau kenal kamu,'' panggil Ayah dari luaar.
     ''Iya Ayah,''sahutku sambil berjalan kearah teras depan rumah.
 Aku lihat wanita seumuranku memakai baju kaos putih berkerah dan jeans panjang putih.
      ''Hy namaku Nun,'' sapaku senyum disebalik masker yang kupakai, maklum covid 19 jadi harus jaga jarak.
      ''Hy namaku Siti anak Pak Ansor,'' ujarya memperkenalkan diri.
      ''Besok kita berangkat sekolah bersama sahaja.''