Dan Aku lihat ada Pak Cik bawa mobil pick up sudah menunggu kami di parkir dan ia turun dari mobil berjalan menghampiri kami.
  Â
      ''Biar saya bantu bawa barangnnya,'' ujarnya sambil mengambil koper yang Aku pegang.
      ''Siapa dia, Bu?'' Aku berbisik ditelinga Ibu.
      ''Pak Cik Ansor. Teman kecil Ayahmu,''jawab Ibu berbisik pula.
      ''Sudah jangan berdiri mematung pasti sudah tak sabar ingin melihat rumah baru kalian, bukan?"
Kami angguk setuju dan ucap terima kasih, setelah itu langsung berjalan menuju parkir dan menaiki mobil pick up tua milik teman Ayahku.
Sepanjang perjalanan Aku tidak bosan melihat pemandangan indah semula jadi, pokok randu berderet di pinggir jalan, pokok kelapa tinggi dan berbuah lebat di pesisir pantai yang ada di Kelantan. Aku akan pergi bersiar bila masa lapang tiba, bisik hatiku dengan senyum terukir di wajah membuat Ibu paham akan maksud senyumku yang tersirat itu.
     ''Bolehlah berpuas hati main ke pantai Kelantan ini, banyak pantai disini,'' ujar Ayah padaku.
     ''Tengok Nun, kampung halaman kita,'' ujar Ibu sambil menunjuk papan tanda kampung Ayer Limau.
     ''Wah, sungguh takjub Aku melihat itu, Bu,'' sahutku sambil melihat pokok limau atau orange yang masih segar di tangkainya.