Mohon tunggu...
Risa Marjanah
Risa Marjanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prodi Pendidikan Agama Islam

𝘌𝘹𝘱𝘦𝘳𝘪𝘦𝘯𝘤𝘦 𝘪𝘴 𝘵𝘩𝘦 𝘣𝘦𝘴𝘵 𝘵𝘦𝘢𝘤𝘩𝘦𝘳,, Cita-cita ingin menjadi orang yg sukses, berguna bagi bangsa, negara dan agama Islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandangan Islam terhadap Tahun Baru Masehi

26 Desember 2022   11:41 Diperbarui: 26 Desember 2022   11:43 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Malam tahun baru kata tabliq akbar masjid, panggil ustadz dan pengarah muhasabah, dari jam 12 sampai seterusnya. Anak muda yang tidak datang ke masjid setelah sholat isya tidur, ketika tidak bisa tidur, maka harus minum Pil tidur. Jangan merayakan Tahun Baru, UAS menyarankan agar masjid mengatur pernyataan agar pemuda dan warga tidak menyalakan kembang api atau meniup terompet. Warga bisa mengikuti kajian ilmiah di masjid atau paling tidak, jika tidak ingin berpesta, langsung tidur setelah magrib. Ini dapat digunakan untuk menghindari berpartisipasi dalam perayaan Tahun Baru Masehi. Apalagi sekarang kita bisa menonton ceramah di YouTube. Menurut UAS, warga lebih baik bermuhasabah di masjid daripada meniup terompet atau menyalakan petasan. Karena tidak ada budaya seperti itu dalam Islam. Selain itu, tentunya pembakaran petasan merugikan perekonomian, karena uang yang seharusnya digunakan untuk membeli barang-barang berguna lainnya justru dibakar dalam pembakaran petasan."

 

Dalam Kitab Suci Alquran dan Hadis, hukum Islam

B. Cara Menyikapi Tahun Baru Masehi Bagi Umat Islam

Islam mengatur bagaimana menyikapi Tahun Baru Masehi bagi umat Islam.

 Menghadiri atau tidak menghadiri dan merayakan Tahun Baru Masehi merupakan kegiatan yang dilarang dalam Islam. Merayakan Tahun Baru Masehi adalah festival yang tidak berasal dari budaya atau adat Islam. Merayakan Tahun Baru Masehi adalah perayaan yang pertama kali diselenggarakan oleh orang-orang kafir, yaitu masyarakat kafir Roma. Partisipasi dalam perayaan Tahun Baru merupakan bentuk tasyabuhi, atau mensimulasikan dan meniru cara mereka. Rasulullah Saw melarang umatnya untuk meniru cara orang kafir.

 Membiarkan orang kafir berpesta dan tidak membuat keributan, Cara lain untuk merayakan Tahun Baru Islam adalah dengan mengizinkan orang yang tidak beriman untuk merayakannya. Kelalaian ini merupakan sikap toleran dimana seorang muslim tidak ikut campur, tidak melarang apapun terhadap orang kafir, dan tidak melakukan hal-hal yang dapat memicu dan menimbulkan kerugian.

Inilah prinsip lakum diinukum wa liya diin yang diajarkan oleh Islam. Prinsip ini merupakan sikap toleran dimana seorang muslim memperbolehkan orang yang tidak beriman untuk melakukan berbagai ibadah dan perayaan keagamaan sesuai dengan keyakinannya dan tidak suka ikut serta dalam jamuan makan atau kontemplasinya.

Allah Swt berfirman,

Yang artinya: "Untukmu agamamu, dan untukku, agamaku." (QS. Al-Kaafirun[109]: 06)

 Berdoa memohon perlindungan agar terhindar dari fitnah tahun baru, berdoa kepada Allah Swt dan mohon perlindungan-Nya agar terhindar dari fitnah dunia, khususnya fitnah yang mungkin terjadi saat perayaan tahun baru. Rasulullah Saw melarang kita berdoa untuk perlindungan dari siksa neraka, siksa kubur, fitnah kehidupan dan setelah kematian dan kedengkian dajjal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun