Mohon tunggu...
Nur Adfina Shebrin
Nur Adfina Shebrin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Saya seorang mahasiswa aktif yang senang mengambil foto untuk mengabadikan keindahan dunia ini dalam satu momen yang tak tergantikan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tantangan dan Peluang di Era Digital bagi Negara dalam Demokrasi

27 Juni 2024   22:17 Diperbarui: 7 Juli 2024   18:01 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber : Canva.com

 Sebagai pengguna media sosial, kita harus memanfaatkannya dengan bijak. Jadilah pengguna yang cerdas dan Anda dapat memberikan pengaruh positif kepada orang lain   dan memberikan dampak positif.

  • Tantangan dan Peluang Demokrasi Digital 

Di era demokrasi digital, individu adalah  objek sekaligus subjek. Sebagai subjek, pengguna perangkat TI adalah konsumen demokratis yang baik. Mereka hanya mengambil keuntungan dari konten yang dikirimkan atau diunggah oleh pihak yang memproduksi konten tersebut. Produsen memilih sumber bahan dalam zona kekuasaan karena dua alasan: jika konten mengandung pesan positif maka pihak sasaran juga akan mendapat persepsi positif, namun jika konten mengandung pesan negatif maka pihak sasaran akan menjadi sasaran (otoritas) akan menerima persepsi positif.  Di era demokrasi digital saat ini, perubahan yang  cepat dan inklusif merupakan momentum besar yang dapat menjadi katalisator  transformasi politik yang berarti.

Peluang terbesar untuk menerapkan demokrasi digital terletak pada perluasan ruang interaksi antar aktor demokrasi. Dalam pemahaman demokrasi “tradisional” saat ini, konsep demokrasi membuka ruang dialog antar aktor demokrasi. Semua partai Demokrat dapat menyampaikan pendapatnya di depan umum tanpa khawatir terhadap risiko politik yang mungkin terjadi, termasuk risiko ketakutan atau bentuk pemaksaan lainnya. Demokrasi digital dapat membantu memperluas cakupan spasial partisipasi masyarakat. Nilai tambah dari praktik demokrasi digital adalah partisipasi politik yang setara bagi seluruh warga negara. Salah satu manfaat nyata kemajuan TIK dalam politik adalah perluasan kemampuan sosial para aktor politik. Hubungan antar warga juga akan semakin lancar. Komunikasi politik tidak perlu lagi dilakukan melalui institusi politik, sedapat mungkin dilakukan sesuai aturan dan protokol politik.

Peluang dari demokrasi adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan demokrasi. Demokrasi digital sangat efektif karena setiap orang yang ingin berpartisipasi dapat melakukannya secara langsung melalui platform TIK. Penggunaan TIK dalam demokrasi menghilangkan faktor-faktor teknik yang menghalangi orang atau kelompok tertentu untuk berpartisipasi politik. Ini membuka peluang untuk institusionalisasi politik. Era digital membuka peluang bagi partisipasi politik yang lebih luas dan inklusif. Platform media sosial dan aplikasi pemerintah memungkinkan warga negara untuk lebih terlibat dalam proses politik, menyuarakan pendapat mereka, dan mengawasi kinerja pemerintah. Teknologi digital memungkinkan penyebaran informasi yang lebih transparan mengenai kebijakan dan kinerja pemerintah. Hal ini dapat meningkatkan akuntabilitas pemerintah dan memperkuat kepercayaan publik terhadap institusi demokratis.

Tantangan utama dalam demokrasi digital adalah mengelola, menangani, dan mengatasi konsekuensi negatif dari penerapan teknologi informasi (TIK) dalam lingkungan publik. Pada dasarnya, demokrasi digital mengambil pendekatan yang netral dan tidak bias. Jika perangkat TIK digunakan di lingkungan publik, tidak akan ada masalah. Selama penggunaan sebagian atau seluruh perangkat TIK sesuai dengan norma sosial dan politik, demokrasi akan ditigal. Akibatnya, masalah utama demokrasi digital terletak pada bagaimana para pemain politik bertindak. Mereka mendorong pemuliaan kehidupan demokrasi sipil selama mereka bermain politik dalam batas-batas norma sosial, norma agama, dan norma hukum.

Tantangan terbesar dari kesenjangan digital adalah kesenjangandalam demokrasi. Daerah dengan akses internet yang lebih rendah bahkan menjadi tempat yang ideal untuk para elit politik lokal menjalankan operasi kekuasaan politik yang tidak terkontrol atau tidak terkontrol sama sekali. Demokrasi menjadi lemah dan otoritas lokal dapat dengan mudah mengambil posisi otokratis, ada asumsi bahwa kesenjangan digital berdampak pada kerentanan atau kerapuhan demokrasi, sedangkan kesetaraan politik adalah potensi bahaya terbesar bagi demokrasi. Pada saat yang sama, praktik demokrasi menghadapi tantangan yang jauh lebih besar daripada kemampuan dinamika politik dalam demokrasi saat ini. Tantangan-tantangan tersebut melibatkan pengendalian internal dari pikiran dan tindakan para pelaku demokrasi dan pengendalian eksternal dari para penegak hukum.

  • Misinformasi dan Disinfrormasi dalam Era Digital

1.  Misinformasi

Misinformasi adalah informasi yang salah namun orang yang menyebarkannya meyakini kebenarannya. Misinformasi disebarkan karena kesalahan atau tanpa maksud untuk menyesatkan. Penyebarannya bisa berasal dari berita-berita lama yang awalnya diyakini kebenarannya dan disebarkan dengan itikad baik. Secara teknis, hal ini benar tetapi menimbulkan kebingungan karena orang tersebut tidak mengetahui fakta terkini atau salah memahami informasi. Terkadang mitos-mitos seputar kesehatan, astrologi, ilmu pengetahuan, dunia hiburan dan lain-lain yang tidak berasal dari sumber dan bukti otentik tanpa disadari dipercaya dan disebarkan oleh masyarakat.

Misinformasi juga merupakan informasi palsu, namun orang yang menyebarkannya yakin bahwa informasi tersebut benar. Menurut The Debunking Handbook (2020), misinformasi disebarkan  tanpa maksud untuk menyesatkan atau menyesatkan. Penyebarannya bisa berupa berita-berita lama yang semula diyakini kebenarannya dan disebarkan dengan itikad baik. Meski secara teknis benar, namun bisa menyesatkan karena orang tersebut tidak mengetahui fakta terkini atau salah menafsirkan informasi. Mitos-mitos seputar kesehatan, astrologi, ilmu pengetahuan, dunia hiburan, dan lain-lain yang tidak berdasarkan sumber atau bukti yang valid tanpa disadari dapat dipercaya dan disebarkan oleh masyarakat umum.

Media baru yang kaya informasi belum menjadikan masyarakat lebih teliti, lebih perhatian, dan lebih proaktif dalam mencari informasi. Namun, ledakan informasi tampaknya meningkatkan potensi manipulasi karena pemirsa dibanjiri dan dikonsumsi oleh informasi yang berlebihan. Oleh karena itu, misinformasi adalah peluang terbesar kita untuk hidup di era post-truth. Kesalahan ini terjadi bukan hanya karena misinformasi, namun juga menyangkut kesejahteraan intelektual masyarakat secara keseluruhan (Jatmiko, 2019).

Dampak Misinformasi:

  • Kebingungan dan kesalahpahaman: Misinformasi dapat menimbulkan kebingungan di kalangan masyarakat dan mempengaruhi pemahaman masyarakat terhadap suatu topik tertentu.
  • Pengambilan Keputusan yang Buruk: Orang dapat membuat keputusan yang buruk berdasarkan informasi yang salah, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan mereka.
  • Dampak Buruk bagi Masyarakat: Misinformasi mengenai topik kesehatan dapat, misalnya,  menyebabkan penyebaran penyakit atau penggunaan obat-obatan yang tidak tepat.
  • Kerusakan reputasi: Informasi yang salah tentang seseorang atau organisasi dapat merusak reputasinya dan menyebabkan kerugian sosial atau ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun