Misalnya, orang asing meminta bantuan untuk mencari anjing atau kucingnya yang hilang. Ajarkan anak-anak untuk tidak mudah tergoda untuk membantunya, karena seharusnya mereka tidak meminta bantuan kepada anak kecil.
Jika anak tersesat, atau hilang dari pengawasan, orangtua perlu untuk memberi tahunya ke mana harus pergi jika tersesat, misalnya pos satpam, pusat informasi, kantor polisi, atau rumah sakit terdekat.
Atau bisa juga mencari orang-orang berseragam, seperti petugas keamanan atau pegawai toko. Jika tidak, ia bisa meminta bantuan pada ibu yang sedang bersama anak atau wanita dewasa.
Selanjutnya penting juga orangtua berhati-hati menjaga kemungkinan yang bisa dijadikan para pelaku penculikan menjadi motif. seperti pentingnya juga memperhatikan keamanan anak di dunia maya, jangan gegabah mengunggah foto anak di medsos. BIsa jadi sasaran predator.
Apalagi jika anak-anak sudah kenal medsos, berikan pengertian saat mengakses media sosial agar tidak obral memberikan informasi pribadi di sana, juga untuk tidak menggunakan fitur lokasi saat mengunggah status atau foto.
Dan bagi orangtua juga berhati-hati sebaiknya menghindari untuk membagikan informasi yang terlalu detail, seperti lokasi sekolah anak, saat menggunakan media sosial.
Termasuk saat memilih pengasuh dan pengantar jemput anak. Tidak jarang penculik anak bekerja sama dengan pengasuh atau pengemudi antar jemput sekolah anak.Â
Bahkan penting juga berhati-hati menghindari pakaian dengan nama anak, karena bisa menjadi modus pelaku seolah mengenal korban dari namanya. Karena anak-anak sulit membedakan pelaku kejahatan jika bersikap baik.
Dukungan Partisipasi Masyarakat dalam Keamanan Anak
Menurut KemenPPPA, kasus penculikan anak pada musim liburan awal tahun 2023 mengalami peningkatan yang mencemaskan.Â
Data menyebutkan bahwa sebagian besar kasus terjadi di tempat-tempat wisata dan pusat perbelanjaan yang ramai. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan anak-anak di tempat umum membutuhkan perhatian lebih dari pihak berwenang dan orangtua.
Sementara itu, teknologi juga turut berkontribusi dalam tren penculikan. Adanya pelaporan mengenai upaya penculikan yang melibatkan penggunaan media sosial dan teknologi menunjukkan bahwa perlu adanya regulasi lebih ketat terkait keamanan di dunia maya.