Mohon tunggu...
rini dwi andita
rini dwi andita Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lulusan S1 ilmu komunikasi di Umy

Seorang ibu rumah tangga yang hobby menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Orang yang Gagal

19 Oktober 2019   13:58 Diperbarui: 19 Oktober 2019   14:48 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Wa'alaikumsalam", jawabku. Dari seberang sana kudengar suara seseorang yang begitu aku kenal. 

"Emak?" Kataku.

"Iya le ini emak. Gimana sehat kamu le?" Kata emak.

"Sehat mak. loh emak telfon darimana ini?" Tanyaku.

"Minjem telfon anak tetangga le".

"Ya ampunnnnn", pikirku. Padahal telfon dari hp ke telfon rumah mahal, pasti emak ga tau itu.

"Emak kangen denger suaramu, makanya waktu kamu kasih nomer telfon ini emak langsung pinjem hp si Rudi anaknya bu Karsih". Aku mengangguk angguk dengar celotehan emak.

" Le ya ampuuunnnn, orang orang waktu emak ceritain kalo kamu udah kerja di rumah sakit, pada seneng le, mereka memuji muji emak, beruntung punya anak sepinter kamu. Makasih ya le kamu udah buat bangga emak". 

Aku tersenyum senyum mendengarkan cerita emak, sambil sebentar sebentar melirik jam di dinding ruanganku. Emakku terus bercerita, mulai dari cerita Bu Herman yang anaknya barusan nikah, kemudian Pak Joko yang terkena struk, sampai ayam ayam kami yang katanya telur telurnya dimakani tikus. Aku sedikit pusing mendengar ibuku bicara tidak berhenti henti, aku semakin was was sebentar lagi akan ada pasien yang harus segera kuperiksa, tapi emakku seolah tidak memberiku ruang untuk bicara.

"Le kamu tau itu pohon rambutan yang ada di perempatan jalan itu?"

"Eh mak, egh anu amit ini saya ada pasien", aku memotong pembicaraannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun