"Hallo...!"Â Terdengar suara laki laki di sebrang sana.
"Bukan suara emak? Dimana emak?" Bathinku.
"Maaf ini siapa ya?ibu saya dimana?" Tanyaku lagi.
" Le ini pak Kardi, emakmu masuk rumah sakit semalem kena jantung!.
Ternyata itu suara tetanggaku, dan aku terkejut dengar kabar itu.
" Sekarang emak dimana pak?" Seruku.
" Di ruang icu le", pak Kardi menyebut nama rumah sakit di daerahku.
Aku langsung memberitahu istriku bahwa aku harus segera pulang, aku berangkat tanpa ditemani istriku, karena dia mesti dapat ijin dulu dari kampusnya.
Aku memacu mobilku dengan perasaan gelisah, memikirkan kondisi emak. Jantung, penyakit yang sangat ditakuti dan salah satu penyakit mematikan. Esok paginya aku sampai di daerahku, dan segera menuju rumah sakit yang disebutkan oleh tetanggaku.
Kulewati koridor rumah sakit, sepi cuma segelintir orang yang lalu lalang, maklum rumah sakit ini tergolong rumah sakit kecil, dan belum banyak fasilitasnya. Aku segera memasuki ruang icu, berbekal ijin dokter, aku dibolehkan memasuki ruangan emakku.
Kulihat emak terbaring lemah di ranjang rumah sakit, masih dibalut kebayanya yang sedikit lusuh. Ada selang infus dan tabung oksigen di sampingnya. Aku sentuh wajahnya, kulitnya yang mulai banyak keriput, dan baru kusadari emakku sudah terlihat begitu tua karena baru kali ini aku memandangnya begitu dekat. Bulir bulir air mataku perlahan jatuh. " Kasihan emak", bathinku.