Dan entah mengapa, Mitha rasanya ketakutan. Tubuhnya tiba-tiba gemetar.
"Ja..jangan bilang rumah ini adalah milikmu, kau menakutiku Reika," dengan gagap Mitha bersuara.
"Bukan, ini terlalu mewah untuk jadi rumahku. Ini bukan rumahku, lupakan saja fotoku itu. Ayo lihat yang lain," Reika bahkan langsung berjalan menjauh setelah mengucapkan hal itu.
Mitha walau masih sedikit ketakutan, tetap melangkah mengikuti Reika.
Mereka sampai di lantai atas, menelusuri lorong dengan beberapa kamar berada di kanan dan kiri.
"Rasanya, aku seperti pernah kemari," Mitha melirik kamar-kamar yang diyakininya sebuah kamar.
Reika hanya terdiam sembari membuka sebuah pintu di ujung lorong.
"Kemarilah, kamar ini cukup luas untuk dikelilingi,"
Mitha menghampiri Reika, memasuki kamar yang dimaksud.
"Wah, ini benar-benar luas! kenapa setiap tempat di rumah ini benar-benar rapi?" Mitha tetap berkeliling di sela tanyanya yang menguap begitu saja.
"Sepertinya ini kamar utama," Mitha kembali berujar dengan dirinya yang mulai mengamati barang- barang disana.